Aku kau dan Hujan - Kisah Seksualita

Seperti saya biasa suka nongkrong di warnet mulai jam 18:00, dan saya langsung mengecek e-mail layaknya abg pada umumnya. Setelah selesai saya suka browsing sambil chat. Pada saat itu hujan deras mengguyur seisi kota disertai angin. Pada saat saya membeli minuman (di dalam warnet), saya melihat dua orang gadis yang memasuki warnet. Mereka terlihat basah kuyup karena kehujanan, dan ketika itu mereka mengenakan kaos warna putih dan biru (cewek yang satunya), dan celana pendek. Dari balik kaos putih basah itu saya bisa melihat sebuah BH warna merah muda, juga sepasang payudara montok agak besar. Saya kembali ke meja dan melihat mereka berdua menempati meja di depan saya. Sambil menunggu jawaban dari chat, saya mencuri pandang pada dua gadis itu. Semakin lama saya lihat saya tidak bisa konsentrasi, mungkin karena cara duduk mereka yang hanya mengenakan celana pendek itu, sehingga terlihat paha putih mulus dan juga sepasang buah dada dalam BH yang tercetak jelas akibat baju yang basah.

Pada jam 20:00, listrik di warnet itu padam. Para penjaga warnet terlihat sibuk memberitahu bahwa listrik akan segera menyala dan meminta agar netter sabar. Tetapi 30 menit berlalu dan tidak ada tanda-tanda bahwa listrik akan menyala sehingga sebagian netter merasa tidak sabar dan pulang. Sedangkan saya masih di dalam warnet dan ingin ikut pulang, tapi saya tidak bisa karena di luar hujan masih deras dan saya hanya membawa motor. Begitu juga dengan 2 gadis di depan saya, mereka sudah membayar uang sewa dan tidak bisa pulang karena hujan masih deras. Mereka hanya bisa duduk di sofa yang disediakan pihak warnet (sofa yang digunakan untuk netter apabila warnet sudah penuh dan netter bersedia menunggu), wajah mereka tampak gelisah terlihat samar-samar akibat emergency light yang terlampau kecil, mungkin karena sudah malam dan takut tidak bisa pulang.

Melihat kejadian itu saya tidak tega juga, apalagi hawa menjadi dingin akibat angin yang masuk dari lubang angin di atas pintu. Saya pun mendekati mereka dan duduk di sofa. Ternyata mereka enak juga diajak ngobrol, dari situ saya mengetahui nama mereka adalah, Tuti (baju putih) dan Erni (baju biru). Lagi enak-enaknya ngobrol kami dikejutkan oleh seorang cewek yang masuk ke dalam sambil tergesa-gesa. Dari para penjaga yang saya kenal, cewek tadi adalah pemilik warnet. Saya agak terkejut karena pemilik warnet ini ternyata masih muda sekitar 25 tahun, cantik dan ****** Cewek tadi menyuruh para penjaga pulang karena listrik tidak akan nyala sampai besok pagi.

Setelah semua penjaga pulang, cewek tadi menghampiri kami.
“Dik, Adik bertiga di sini dulu aja, kan di luar masih hujan, sekalian nemenin Mbak ya..” kata cewek yang punya nama Riyas ini. Kemudian berjalan ke depan dan menurunkan rolling door.
“Saya bantu Mbak,” kataku.
“Oh, nggak usah repot-repot..” jawabnya. Tapi aku tetap membantunya, kan sudah di beri tempat berteduh. Setelah selesai aku menyisakan satu pintu kecil agar kalau hujan reda aku bisa lihat.
“Ditutup saja Dik, dingin di sini..” kata Riyas, dan aku menutup pintu itu. Entah setan mana yang lewat di depanku, otak ini langsung berpikir apa yang akan terjadi jika ada tiga cewek dan satu pria dalam sebuah ruangan yang tertutup tanpa orang lain yang dapat melihat apa yang sedang terjadi di dalam. Aku kembali duduk di sofa sambil berbincang dengan mereka bertiga jadi sekarang ada empat orang yang tidak tahu akan berbuat apa dalam keremangan selain berbicara.
“Sebentar ya Dik, saya ke atas dulu, ganti baju..” kata Riyas.
Aku bertanya dengan nada menyelidik, “Mbak tinggal di sini ya?”
“Iya, eh kalian di atas aja yuk supaya lebih santai, lagian baterai lampu sudah mau habis, ya..” katanya.

Kami bertiga mengikuti Mbak Riyas ke atas. Warnet itu terdapat di sebuah ruko berlantai tiga, lantai satu dipakai untuk warnet, lantai dua dipakai untuk gudang dan tempat istirahat penjaga, lantai tiga inilah rumah Riyas. Menaiki tangga ke lantai tiga, terdapat sebuah pintu yang akan menghentikan kita apabila pintu tidak dibuka, setelah masuk kami tidak merasa berada di sebuah ruko tapi di rumah mewah yang besar, kami disuruh duduk di ruang tamu. Riyas bilang dia akan mandi dan menyalakan sebuah notebook agar kami bertiga tidak bosan menunggu dia mandi.

Ternyata notebook itu tidak memiliki game yang bisa membuat kami senang. Tapi aku sempat melihat shortcut bertuliskan 17Thn (ketika itu masih 17tahun.zip), aku menduga ini adalah permainan, ketika kubuka ternyata isinya adalah cerita yang membuat adikku berdiri. Tuti dan Erni pun agak malu melihat cerita-cerita itu. Tapi yang membuat aku tidak tahan adalah mereka tidak memperbolehkan aku menutup program itu dan mereka tetap membaca cerita itu sampai habis. Aku pun hanya bisa terbengong melihat mereka berada di kiri dan kananku. Setelah selesai membaca, Tuti merapatkan duduknya dan aku bisa merasakan benda kenyal menempel di lengan kananku. Erni pun mulai menggosokkan telapak tangannya ke paha kiriku. Sambil mereka melihat cerita yang lain, aku merasakan sakit di dalam celanaku. Aku sudah tidak bisa konsentrasi pada cerita itu, mereka semakin menjadi-jadi, bahkan Tuti membuka kaosnya dengan alasan merasa panas, sedangkan Erni membuka kaosnya dengan alasan kaosnya basah dan takut masuk angin. Aku merasa panas juga melihat tubuh mereka, sambil membetulkan posisi adik, aku mengatakan kalau hawanya memang panas dan aku membuka baju juga.

Kini tangan mereka berdua dirangkulkan di tengkukku, aku semakin panas karena lenganku merasa ada dua benda kenyal yang menghimpit tubuhku dari kiri dan kanan. Akhirnya jebol juga iman ini, aku menaruh notebook itu di meja di depanku dan aku menciumi Tuti dengan nafsu yang sudah memuncak, Tuti pun tak mau kalah sama seranganku, dia membalas dengan liar. Sedangkan Erni sibuk menciumi dan menjilati dadaku. Tangan kiriku kulingkarkan pada Erni dan mulai meremas buah dada yang masih tertutup BH itu, sedangkan tangan kananku kulingkarkan di tubuh Tuti dan memasukkan ke dalam BH dan meremas buah dadanya. Erni mulai membuka celanaku dan menghisap penis yang sudah tegang itu.

“Ouhh.. mmmhh.. yahhh..” aku mulai menikmati jilatan Erni pada kepala penisku. Tuti pun jongkok di depanku dan menjilat telurku. Aku hanya bisa pasrah melihat dan menikmati permainan mereka berdua. Kemudian Riyas keluar dari kamar dengan selembar handuk menutupi tubuh, dia menarik meja di depanku supaya ada cukup tempat untuk bermain. Riyas berlutut sambil membuka celana Tuti. Setelah celana Tuti lepas, dia mulai menghisap vagina Tuti. “Ooohh.. Ssshh.. ahh..” Tuti mendesah. Tak lama kemudian Tuti membalikkan tubuhnya dan sekarang posisi Riyas dan Tuti menjadi “69″. Aku pun sudah tak tahan lagi, segera kuangkat Erni dan membaringkannya di lantai dan membuka celananya. Setelah terbuka aku langsung menghisap vagina yang sedang merah itu. “Auuhh.. Ooohh.. Sayang..” desahan Erni semakin membuatku bernafsu.

Dengan segera aku mengarahkan penisku ke vagina Erni, dan mulai menusukkan secara perlahan. Erni merasa kesakitan dan mendorong dadaku, aku menghentikan penisku yang baru masuk kepalanya itu. Selang agak lama Erni mulai menarik pinggangku agar memasukkan penis ke vaginanya, setelah masuk semua aku menarik perlahan-lahan dan memasukkannya kembali secara perlahan-lahan. “Ahhh.. ayo Sayang.. ohhh.. cepat..” Aku pun mulai mempercepat gerakanku. Dari tempatku terlihat Tuti dan Riyas saling menggesek-gesekkan vagina mereka. “Auuhhh.. ooouuhh.. iyahhh.. yahh.. ssshh.. hhh..” desahan Erni berubah menjadi teriakan histeris penuh nafsu.

Tak lama kemudian Erni mencapai orgasme, tapi aku terus menusukkan penis ke arah vagina Erni. “Gantian donk, aku juga pingin nih..” kata Tuti sambil menciumi bibir Erni. Aku pun menarik penisku dan mengarahkan ke vagina Tuti setelah dia telentang. Ketika penisku masuk, vaginanya terasa licin sekali dan mudah sekali untuk masuk, rupanya dia telah mengalami orgasme bersama Riyas. Tampaklah Erni dan Riyas tertidur di lantai sambil berpelukan. Sedangkan aku terus menggenjot tubuh Tuti sampai akhirnya Tuti sudah mencapai puncak dan aku merasakan akan ada sesuatu yang akan keluar. “Aahhh..” suara yang keluar dari mulutku dan Tuti. Akhirnya kami berempat tertidur dan pulang pada esok paginya. Setelah kejadian itu aku tidak pernah bertemu dengan Tuti dan Erni. Riyas sekarang sudah menikah dan tetap tinggal di ruko itu. Sedangkan aku masih sibuk dengan urusan kerja dan tidak pernah ke warnet itu lagi.

Lihat Ini Uga Bleh:

Guru yang Mengetarkan Nafsu - Kisah Seksualita

Rina adalah seorang guru sejarah disalah satu sekolah SMA. Umurnya 30 tahun, cerai tanpa anak.Ibu guru Rina sangat cantik, kata orang dia mirip Demi Moore di film Striptease. Tingginya 170 dan beratnya sekitar 50 kg serta ukuran payudaranya 36B. Semua murid-muridnya, terutama yang laki-laki pengin banget melihat tubuh polosnya telanjang. Jadi cerita seks dewasa ku ini adalah ngentot dengan ibu guru Rina yang cantik.

Suatu hari Rina terpaksa harus memanggil salah satu muridnya ke rumahnya, untuk ulangan susulan. Si Anto harus mengulang karena ia kedapatan menyontek di kelas. Anto juga terkenal karena kekekaran tubuhnya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dengan olah raga beladiri, karenanya ia harus menjaga kebugaran tubuhnya.
– Cerita porno ngentot dengan ibu guru cantik –
Bagi Rina, kedatangan Anto ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam naksir dengan anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu ‘pelajaran’ tambahan di Minggu siang ini.”Sudah selesai Anto?”, Rina masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Anto selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal yang diberikannya.”Hampir bu””Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya saya tinggal ke belakang..””Iya..””Bu Rina, Saya sudah selesai”, Anto masuk ke ruang tengah sambil membawapekerjaannya.”Ibu dimana?””Ada di kamar.., Anto sebentar ya”, Rina berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang muridnya itu. Di balik kaus longgarnya itu bentuk payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul.

Begitu ia keluar, mata Anto nyaris copot karena melotot, melihat tubuh gurunya. Rina membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.”Kenapa ayo duduk dulu, Ibu periksa..”Muka Anto merah karena malu, karena Rina tersenyum saat pandangannya terarah ke buah dadanya.”Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?””Maaf Bu, hari itu saya lupa untuk belajar..””oo…, begitu to?””Anto kamu mau menolong saya?”, Rina merapatkan duduknya di karpet ke tubuh muridnya.”Apa Ibu?”, tubuh Anto bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan Rina yang satu mengusap-uasap daerah ‘vital’ nya.”Tolong Ibu ya…, dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.”Tapi tapi…, Saya”.”Kenapa?, oo…, kamu masih perawan ya?”.Muka Anto langsung saja merah mendengar perkataan Rina”Iya””Nggak apa-apa”, Ibu bimbing ya.

Rina kemudian duduk di pangkuan Anto. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Rina yang agresif karena haus akan kehangatan dan Anto yang menurut saja ketika tubuh hangat gurunya menekan ke dadanya. Ia bisa merasakan puting susu Rina yang mengeras. Lidah Rina menjelajahi mulut Anto, mencari lidahnya untuk kemudian saling berpagutan bagai ular.

Setelah puas, Rina kemudian berdiri di depan muridnya yang masih melongo. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos seakan akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka yang juga muridnya ini.”Lepaskan pakaiannmu Anto”, Rina berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.”Ahh cepat Anto”, Rina mendesah tidak sabar.

Anto kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pengetahuannya tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan video saja.”Anto…, letakkan tanganmu di dada Ibu”,Dengan gemetar Anto meletakkan tangannya di dada Rina yang turun naik. Tangannya kemudian dibimbing untuk meremas-remas payudara Rina yang montok itu.”Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang..” Dengan semangat Anto melakukan apa yang gurunya katakan.”Ibu…, Boleh saya hisap susu Ibu?”.Rina tersenyum mendengar pertanyaan muridnya, yang berkata sambil menunduk, “Boleh…, lakukan apa yang kamu suka”.

Tubuh Rina menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya. Perasaan yang ia pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.”Oohh…, jilat terus sayang…, ohh”, Tangan Rina mendekap erat kepala Anto ke payudaranya.

Anto semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapan Anto makin keras, bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan puting gurunya tersebut.”mm…, nakal kamu”, Rina tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.”Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.Anto menurut saja. Duduk diantara kaki Rina yang membuka lebar. Rina kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di belakangnya.”Coba kamu rasakan”, ia membimbing telunjuk Anto memasuki vaginanya.”Hangat Bu..”Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…?””Iya..””Itu yang dinamakan kelentit, itu adalah titik peka cewek juga. Coba kamu gosok-gosok”Pelan-pelan jari Anto mengusap-usap clitoris yang mulai menyembul itu.”Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”, Rina mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya digosok-gosok oleh Anto.”Kalo diginiin nikmat ya Bu?”, Anto tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.”Oohh…, Antoo…, mm”, tubuh Rini telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.

Tangan Anto semakin berani mempermainkan clitoris gurunya yang makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.”Ooaahh…, Anntoo”, Tangan Rina mencengkeram pundak muridnya, sementara tubuhnya menegang dan otot-otot kewanitaannya menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah lama tidak dirasakannya.”Hmm…, kamu lihai Anto…, Sekarang…, coba kamu berbaring”.Anto menurut saja. Penisnya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.”Wah…, wahh.., besar sekali”, tangan Rina segera mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut.

Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Rina. Ia segera menjilati penis muridnya itu dengan penuh semangat. Kepala penis muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Anto merintih keenakan.”Ahh…, enakk…,enakk”, Anto tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin menekan penisnya makin ke dalam kuluman Rina. Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Rina.”oohh Ibu…, Ibbuu”Muncratlah cairan mani Anto di dalam mulut Rina, yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.”Hmm…, manis rasanya Anto”, Rina masih tetap menjilati penis muridnya yang masih tegak.”Sebentar ya aku mau minum dulu”.

Ketika Rina sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan seseorang mendekapnya dari belakang.”Anto…, biar Ibu minum dulu”.”Tidak…, nikmati saja ini”, Anto yang masih tegang berat mendorong Rina ke kulkas.Gelas yang dipegang rina jatuh, untungnya tidak pecah. Tangan Rina kini menopang tubuhnya ke permukaan pintu kulkas.”Ibu…, sekarang!””Ahhkk”, Rina berteriak, saat Anto menyodokkan penisnya dengan keras ke liang vaginanya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat menikmati hal ini, pemuda yang tadinya pasif berubah menjadi liar.”Antoo…, enakk…, ohh…, ohh”. Tubuh Rina bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Tangan Anto satu menyangga tubuhnya, sementara yang lain meremas payudaranya. Dan penisnya yang keras melumat liang vaginanya.”Ibu menikmati ini khan”, bisik Anto di telinganya”Ahh…, hh”, Rina hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari belakang.”Jawab…, Ibu”, dengan keras Anto mengulangi sodokannya.”Ahh…,iyaa””Anto…, Anto jangann…, di dal.. La” belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Rina telah merasakan cairan hangat di liang vaginanya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras pinggulnya.”Uuhgghh”, penis Anto yang berlepotan mani itupun amblas lagi ke dalam liang Rina.”Ahh”.

Lihat Ini Uga Bleh:

Tetangga Yang menggoda Imanku - Kisah Seksualita

Umur saya saat ini 23 tahun saya sudah 2 tahun menikah dengan suami saya mas Aries, saat ini mas aries berumur 34 tahun, kami umur kami memang terpaut cukup jauh.. pernikahan kami adalah pernikahan yang diatur. hmmm maksudnya dijodohkan.. tapi bukan berarti saya tidak sayang terhadap mas Aries..dia orang yang sangat humoris.. kehidupan sex kami juga lumayan bagus walau menurut saya dia sangat konservatif satu2nya kebiasaan yang rada tidak konservatif adalah dia senang merekam adegan kami saat bercinta denagn menggunakan handycam walau saya sering protes seba yang terlihat utuh hanya saya sedang dia hanya terlihat dari leher ke atas (curang).

Cerita Dewasa – Ngentot Istri Tetangga yang Lagi Kesepian Untuk sekedar gambaran meskipun berjilbab rapat saya sering membanggakan kulit saya yang sangat putih saya mengunakan bra ber ukuran 34C Tinggi saya 155cm dan berat 44kg. Buah dada saya lumayan membulat dengan puting berwarna kemerahan dan cukup panjang menonjol sebesar ruas pertama kelingking saya, bentuk pantat saya padat namun tidak terlalu besar, saya tidak pernah merasa memiliki wajah & jilbab yang terlalu cantik walau banyak teman yang mengatakan saya pantas jadi model muslimah. Ada teman saya yang sinis mengatakan kenapa saya dijodohkan dengannya, sebab dia nggak laku hinggak berumur 32 tahun belum menikah sehinggak harus dijodohkan dengan saya yang jauh lebih muda. Suatu pernyataan yang sama sekali tidak benar, kalau mas Aries mau pasti banyak yang mau menikah dengannya selain pendidikannya lumayan tinggi, kaya, dia lumayan ganteng dan orangnya baik serta humoris, tapi dia terlalu sibuk dengan dakwah nya. Dua tahun lalu pernikahan kami dipercepat karena mas Aries harus berdakwah di Korea selama 5 tahun. Jadilah kami menikah kemudian berangkat ke Korea. Di Korea kami tingal di sebuah kota Industri dan mas Aries adalah orang berasal dari Indonesia.

Namun kami tinggal di sebuah apartement di semacam komplek. Mas Aries sendiri sebagai dai sering sekali pergi ke luar kota tempat kami tinggal selama beberapa hari. Selain Apartement terdapat juga beberapa bangunan untuk mess bagi karyawan dengan grade yang lebih rendah. Dan kebetulan banyak terdapat TKI yang bekerja disana umumnya mereka bekerja sebagai cleaning service atau buruh pabrik di perusahaan itu (nasib anak bangsa hihihi). Mungkin kalau kita tinggal di Indonesia kita kurang perhatian dengan tetangga yang status kelasnya jauh dari kita, tetapi sebagai sesama perantau di negri asing mas Aries sering sangat bersikap ramah ke para cleaning service dan buruh itu dengan mengundang mereka main ke apartement kami yang walaupun sempit namun tetap jauh lebih besar dari mess mereka. Yang paling sering datang adalah dua orang cleaning service bernama mas Mantri dan mas Hari mas Mantri tubuhnya gempal tidak gendut namun lumayan gemuk kulitnya hitam tampangnya nakal. sedang mas Hari hmmm nggak beda jauh sama Tukul yang lagi populer di Indonesia, tapi orangnya sangat pendiam. Mas mantri menurut penilaian saya sangat menyebalkan sebab sering menatap saya seolah2 serigala yang menatap seekor anak kelinci saya suka bilang ke mas aries tapi kata dia biar aja mungkin karena kamu cantik dan istri mas Mantri ditinggal di Indonesia. tetapi tetap saja saya suka risih dan tidak suka dengan tatapan liar matanya. Hari itu kembali mas Aries di tugaskan untuk melakukan kunjungan rutin selama seminggu keluar kota meninggalkan saya sendirian di Apartement. Sebenarnya ini sangat menyiksa saya. Bahasa korea saya sangat jelek dan tidak seperti di Indonesia yang masyarakatnya sok tau, di Korea jika seseorang tidak benar2 fasih berbahasa Inggris maka dia tidak mau berbahasa inggris (menyebalkan….). Selain itu saya tidak tahu harus kemana kalau tidak bersama mas Aries. Apalagi hari itu hari sabtu dimana biasanya penghuni komplek itu rata2 pergi berakhir pekan entah hanya ngobrol2 di pusat tongkrongan di pusat kota atau ketempat hiburan lain. Akhirnya seperti setiap kali mas Aries pergi selama beberapa hari, saya hanya bisa berdiam diri di Apartement. Namun hari itu setelah bosan menonton TV tiba2 terbersit di otak saya keinginan untuk menonton adegan persetubuhan kami kembali yang telah di rekam oleh mas Aries. Setelah saya mengambil dari tempatnya biasa disimpan (kami biasanya hanya menonton sekali setelah itu disimpan begitu saja). Saya siap menyalakan CD nya….

tapi tiba2 ada rasa keinginan kuat untuk menonton CD itu dalam keadaan … tanpa busana.. telanjang. Kemudian setengah berlari karena diliputi perasaan yang aneh yang mengairahkan saya berlari ke kamar untuk melepaskan semua pakain saya. Dan kemudian dalam keadaan bugil saya berjalan kembali keruang tamu yang merangkap ruang keluarga dengan masih diliputi gairah yang aneh kemudian sebelum saya menyalakn CD nya saya menyingkirkan semua benda yang dapat saya gunakan menutupi ketelanjangan saya mulai dari taplak meja, bantalan kursi hingga majalah hanya menyisakan satu buah bantal…entah kenapa itu saya lakukan. Akhirnya saya mulai menonton CD adegan cinta kami, disitu mas aries tidak terlihat wajah & jilbabnya namun saya terlihat jelas seluruhnya mungkin karena mas Aries melakukan adegan itu sambil memegang kameranya. Saya begitu terangsang hingga tangan saya tanpa sadar mulai memelintir2 puting saya dan mempermainkan itil saya. Rasanya begitu nikmat eaouuuh… cairan vagina saya mulai banjir… Tiba2 bel apartement saya berbunyi… saya begitu terkejut… saya segera bangkit dan mengintip dari lubang pintu., saya lihat mas Mantri dan mas Hari didepan pintu. pikir saya mau apa sih mereka bukannya mereka tahu kalau mas haris hari ini keluar kota. Saat itu tubuh saya dalam keadaan bugil dan cairan vagina yang mengalir sedikit di sela sela paha. Saya berusaha diam agar mereka pergi karena mengira saya tidak ada di tempat. Tapi mereka tidak pergi2 bahkan terus menerus menekan bel sehingga ribut sekali didalam apartement bahkan mereka mulai mengetuk2 pintu. Akhirnya setelah han megenangkan jilbab saya membuka pintu sedikit dengan harapan mereka tidak melihat ketelanjangan saya. Saya menjulurkan kepala saya dan menyembnyikan tubuh saya dibalik pintu, “Pagi mba Aggie” sapa mereka…”Pagi mas Mantri, mas Hari ada perlu apa ya pagi2, Mas Ariesnya sedang keluar kota…” jawab saya dengan harapan mereka segera pergi. “Kami tahu kok mba.. kami mau ketemu mba nisa saja buat ngobrol2″ jawab mas Mantri sambil memandang aneh dan berusaha melihat kedalam, saya merasa risih dengan pandangan matanya apa lagi kali ini saya dalam keadaan bugil saya takut dia tahu.” Jangan sekarang ya mas Mantri saya sedang nggak bisa” jawab saya dengan harapan mereka segera pergi. “wah nggak ah mba, saya tahu mba kesepian kalau lagi ditinggal mas Aries” jawabnya lagi”kita cuma mau temenin ngobrol sambil bersenang2 sedikit”, ‘bersenang2′ dalam hati ku apa maksudnya… “lain waktu aja deh mas saya lagi nggak sempat” jawab saya ketus mulai jengkel..sayapun hendak menutup pintu, tapi alangkah kagetnya saya ketika mendapati pintu diganjal oleh kaki mas Mantri “masa mba tega ngebiarin kita kedinginan diluar sini” kebetulan saat itu adalah akhir musim gugur. Saya berusaha mendorong pintu itu sekuat tenaga sehingga tanpa sadar posisi berdiri saya bergeser sehingga ketelanjangan saya langsung terlihat oleh mereka. “Wuihhh liat rii, mba nisa bugil… ” katanya setengah berteriak menyebabkan saya terkejut dan kehilangan kontrol atas pintu. Cerita Seks – Menggauli Istri Tetangga yang Kesepian Mas Mantri kemudian menerobos masuk diikuti mas Hari yang langsung segera menutup kembali pintu di belakangnya sementara saya terhuyung kebelakang dengan berusaha menutupi dada dan vagina saya, “rii liat jembutnya lebat banget..wah mba nisa ngapain bugil2an kaya gini mau menyambut kita ya….wah ri liat dia lagi nonton bokep..” katanya merepet, saat itu saya baru sadar saya tidak mematikan CD adegan cinta kami. “mas Mantri…mas Hari apa2an ini cepat keluar kalau tidk saya akan berteriak” kata saya tapi dengan cepat mas Mantri menangkap saya dan mendorong saya sehingga saya terjengkang ke belakang, kemudian diameraih pinggul saya dan merengkuh saya dari belakang dalam posisi duduk dan dengan nakalnya tangan kirinya dia meremas buah dada saya dan tangan kananya meraba vagina saya,” ri….memeknya sudah basah nih…” yang diajak ngomong tidak banyak bicara hanya tersenyum kemudian mengalihkan pandangannya ke alah televisi yang sedang menayangan CD pribadi ku…”mba pantas ya jadi bintang bokep” katanya… “handycamnya ditaruh dimana mba… di kamar ya”katanya lagi sambil ngeloyor kekamar tidurku..sementara saya terus berontak… tapi posisinya malah bertambah sulit mengingat ukuran badan mas Mantri …sekarang saya berada di pelukannya dan mulut mas Mantri mengulum pentil saya yang besar….. walau saya terus berontak tapi hal ini membuat saya sangat terangsang… tapi saya tetap berontakk … Mungkin karena kesal mas Mantri tiba2 memukul perut ku tepat di ulu hati…saya langsung sesak napas..”kalau mba Angie nggak berhenti berontak saya bisa lebih keras…. sekarang mau menikmati apa menderita”katanya, tapi saya tidak bisa menjawab saya sesak napas mata saya berkunang2 saya mulai menangis.. tubuh saya lemas…”bagus …”katanya dan dia pun mulai kembali mengulum dan mempermainkan pentil saya…”mba pentilnya gede juga ya…” lalu setelah dirasa saya tidak banyak berontak dia mulai turun dan mempermainkan vagina saya…. pertama di bukanya lebar2 lalu diselipkanya lidahnya diantara liang vagina lalu seperti lidah ular lidahnya bergetar cepat menjilat2 itil saya…

itu benar2 sensasi yang aneh…belum pernah saya merasakan itu sebelumnya… bahkan mas Aries belum pernah mengoral diriku seperti itu….rasanya…sulit aku lukiskaaan auuggghhhh…ohhhhhh saya mulai melenguh keenakan dan tampaknya mas Mantri tahu… dan tanpa saya sadar dari tadi mas hari yang pendiam sedang merekam kejadian itu menggunakan handycam mas aries…seolah tersadar saya kembali berontak… ada rasa malu di dalam diri saya… kenapa bisa2nya saya terangsang di oral pria bukan suami saya…dan disaksikan serta direkam pula oleh orang lain…saya kembali meronta.. tapi tiba2 tarrrrrr… mas Mantri menampar keras di pipiku hingga terasa seolah2 ada bekas telapak tangan dipipiku…. kemudian dia menjepit puting ku memelintir kemudian ditariknya keras keras sehingga sedikit membengkok kebawah rasanya benar2 sangat sakit..hingga hampir tak tertahankan dan cukup manjur kembali menghentikan perlawananku… “terus ngelawan pentil kamu copot…” katanya, kudengar mas hari tertawa terkekeh2 (terdengar suaranya sedikit menyeramkan pantas dia jarang ngomong) sambil terus merekam adegan itu…”sekarang mau anteng nggak…?” mendengar itu saya langsung terdiam tapi ternyata dia tidak puas “mau anteng tidaaaakkk” teriaknya sambil memelintir dan menarik puting ku keras keras. sakit sekaliii sayapunterpaksa menganggukkan kepala ku… akhirnya dia mulai kembali memainkan itil ku dengan jari sementara mulutnya mengenyot kedua puting susu ku bergantian… ehhhhhhh aghhhhhhh massss Mantriiiiiii jangaaannnnnnnn kata ku setengah meracau kenikmatan…. kulihat mas Mantri tau aku terangsang hebat sedang mas hari kembali terkekeh…. sambil terus merekam adegan itu…akhirnya dengan rasa yang sangat malu…oeuuuuuhhhhhh masssss mantriiiiiiiii sayaaaaaaaaaa hehhh keluarrrr tanpa sadar kata2 itu terucap dari mulut saya……..memalukaaan …tapi itu kenyataaan Mereka pun tertawa2…. kulihat mas Mantri membuka celana dan bajunya daaan astaga penisnya besar sekali rasa2nya hampir sepanjang 20 cm dan diameternya itu lohhh jauh dari milik mas aries… yang menakutkan adalah urat2nya yang terlihat menonjol.. ‘penis besar mengacung keatas’ benar2 pemandangan yang luar biasa menaksjubkan tanpa sadar mataku terus memandang kesitu…”hehehe suka ya sini duduk jangan ngeliat dari jauh terus” katanya sambil menarik saya duduk dan menyodorkan penisnya kemulut ku… “ayo dikenyot awas kegigit saya hajar kamu” saya begitu ketakutan belum pernah mas aries minta di oral seperti ini …. dulu saya sering melihat di filim BF tapi tidak menyangka harus melakukannya sendiri, terhadap pria yang bukan suami sendiri lagi.. melihat saya ragu2 mas Mnatri tiba2 menarik jilbab saya dan memaksa memsukan penis besarnya kemulut saya…. sehingga saya terpaksa mengulumnya… suatu gairah aneh muncul didalam diri saya ketika melakukannya …. mata saya melirik saya lihat mas hari tetap mengabadikan dengan serius adegan itu… seolah2 saya merasa diberi semangat oleh suporter… sehingga saya benar2 mengulum dan mngemut penis itu sekuat kemampuan saya dengan HOT…… eahhhhh terus nisa terus pelacurrrrr…. mendengar kata terakhir saya terkejut dan hampir berhenti…. tapi mas Mantri kembali menarik jilbab saya kuat2 dan menekan penisnya jauh ke dalam mulut saya …hingga akhirnya saya terpaksa meneruskan…. dan tidak berapa lama tiba2 tubuhnya mengejang dan kepala saya ditariknya kuat2 sehingga penis itu masuk lebih dalam dannn dia memuntahkan maninya didalam mulut saya…. rasa mual membayangkannya menyebabkan saya hampir memuntahkannya tapi seolah2 dia mengetahui niat saya.”berani muntahin saya hajar kamu… sekarang kumur2 dulu lalu telannn….cepat” saya dengan sedikit mual akhirnya saya mengumur2 mani itu di mulut saya mas Mantri menyuruh mas Hari mendekatkan kameranya…”tahan dulu jangan di telan…coba buka mulut kamu saya mau liat” katanya saya melakukannya dan air mani itu mengalir sedikit keluar dari mulut ku…”cepat kumur2 lagi…” aku pun mengumur2 dan”…oke cukup sekarang telan…”sekali lagi gairah aneh muncul apalagi kamera tetap merekam dari jarak sangat dekat…kemudian mas Mantri menyuruh saya berbalik dalam posisi merangkak….tiba2 dia memasukan penis besarnya kedalam vagina saya saya begitu terkejut dengan sensasinya…penis itu begitu padat dan keras…terasa sangat penuh ehhhh benar2 serasa dilangit…. dia mulai mengoyangkan pantatnya dengan cepat sehingga sayapun ikut bergoyang2 tapi tanpa sadar sebenarnya saya telah menyambut dengan antusias….setiap sodokannya ini terbukti beberapa kali mas Mantri sengaja berhenti bergoyang…. dan.. saya terlambat berhenti bergoyang…. sehinga setiap ini terjadi mereka berdua tertawa keras..”sudah mulai menikmati ya …hahahah dasar pelacur murahan…” awalnya saya benar2 merasa terpukul mendengar itu tetapi saya kembali dilingkupi perasaan aneh…saya jadi lebih kencang bergoyang menyongsong kenikmatan ….. dan tanpa terasa mas Mantri sudah berdiam….berhenti beroyang …hanya saya yang bergoyang maju mundur penuh gairah….(memalukan..). Mereka tertawa2 mas hari mendekatkan kamera kewajah & jilbab saya yang saya tahu pasti sedang terlihat sangat horny, terlihat dari reaksi mas hari.. Cerita Seks – Menggauli Istri Tetangga yang Kesepian Tiba2 mas Mantri menahan gerakan pinggul saya… saya seolah kesetanan masih berusaha bergoyang…”sabaarrr tahan dulu lonteee…saya mau pakai cara lain aja…” lalu dia mencabut penisnya… plok… suaranya terdengar keras karena vagina ku sudah basah oleh cairan vaginakusendiri… Dengan napas tersengal2 aku memperhatikan dia bangkit dan kemudian duduk dengan santainya di sofa milik ku… “kesini …” dia mamangil aku sambil memberi isyarat agar aku menghapirinya dalam kadaan merangkak setelah dekat dengan telunjuknya dia memberi isyarat kepada ku untuk berputar dan kemudian mengarahkan pantat ku yang sedikit menungging kearah penisnya dannn sleppp kemabali penisnya masuk ke vaginaku..badan ku bergetar hebat ketika kepala jamur itu menghunjam dengan cepat ke dalam vagina ku…eughhhh…. aku melenguh…hampir2….aku histeris karena nikmatnya… stelah itu sambil dengan santainya dia duduk..”sekarang goyangkan pinggul mukaya tadi …lontee,,,” katanya sambil menampar keras2 pantat ku….aku demikian terkejut tapi tanpa disuruh dua kali aku segera bergoyang…maju mundur…sedangkan dia tetap duduk dengan santainya…sambil terus berulang2 menampar pantat ku cetarrrr..cetar…”hari gue gemes banget sama ini pantat…putih banget kalah pantat cewe’ korea…” yang diajak bicara tetap diam sambil mengambil gambar adegan itu… “aughhhhhhh…mas Mantri jangaaaaan siiiiiigghhhhksaaaa sayaaaa” aku merasa tersiksa karena rangsangan yang hebat dan gairah aneh yang mengebu2 sedang dia dengan santainya duduk membiarkan saya yang bekerja maju mundur…”hahahahaha….terus pelacurrrr” “dasar cewe gatellll…… ayooo kalo mau klimaks harus kamu sendiri yang raih….ughhtttttttt uenaaaakkk dasar lonteeee” enath setan apa akupun makin cepat memacu gerakan ku sampai tiba2 aku merasa tubuhku bergetar hebat…belum pernah aku merasakan ini dengan mas Aries… dann”aughhhhhh mas Mantri saya keluaaaarrrrrr” dan saya pun jatuh tersungkur denga pantat menungging dan penis mas Mantri masi menancap dalam….”

kurang ajar siapa yang suruh klimaks duluaaan…”kemudian dia membalik diri ku hingga terlentang kemudian kedua kaki ku diangkat keatas hingga lututku menyntuh payudara ku….dan vaginaku terpampang lebar2 aku sudah lemas karena klimaks….dia kemudian menacapkan kembali penisnya di vagina ku…”uuuggghhhhhhh mass…..” sekali lagi rasa nikmat luar biasa menjalar ditubuh ku membuat aku seperti mengambang di langit… mungkin saat itu wajah & jilbabku begitu horny sebab mas hari kemali mendekatkan handycamnya ke wajah & jilbabku….pingulku terangkat tersentak2 oleh goyangan mas mantri…beberapa menit kemudian…”mmmmaaasss akuhhhh keluaaarrrrrrr” dan sekali lagi ribuan volt listrik seolah menjalar memberikan nikmat tiada tara….melihat wajah & jilbab ku tampaknya mas Mantri juga tidak tahan..wajah & jilbabnya tiba2 menegang kemudian dengan cepat dia mencabut penisnya dan kemudian tiba2 crot…crot…crottt dia menembakannya ke wajah & jilbab dan tubuhku……..semua pejunyaaa..ahhhhh suatu sensasi aneh yang luar biasa sekali gus aku merasa murahan…… “kamu bener2 enak ….katanya sambil meraih tubuh ku ..memangku diriku seperti memangku anak kecil……dengan diriku miring menghadap kesamping..tangan kirinya melingkar kepinggangku…tangan kanannya mengelus2 pipiku…kemudian dia memaksa tangan kananku melingkar memeluk lehernya yang besar…aku hanya tertunduk lemass…mas hari masih mengambil gambarku…”pagi ini sampai sini dulu ya lonte…”aku pun mengangguk lemah…”sekarang jangan kamu bersihkan dirimu tunggu telpon dari saya katanya kemudian dia membaringakn diriku di sofa… dia sendiri bangkit….kemudian dia memakai pakaiannya, kemudian kembali menghampiri saya”..tunggu disini jangan kenakan pakaianmu…jangan bersihkan tubuh mu…”..aku mengangguk lemah sensasi aneh…meremang didalam diriku….kemudian dia beranjak mendekati televisi yang dari tadi masih menayangkan adegan cintaku dengan mas Aries… kemudian dia mematikan CDnya dan mengeluarkan nya kemudian mengantungi di saku jaketnya…..”hari bawa handycamnya….” sambil meberi isyarat kepada hari untuk pergi meninggalkan rumahku,…diriku…yang telanjang dengan tubuh , wajah & jilbab dipenuhi seperma…aku hanya bisa termenung tidak percaya….”aku mencapai orgasme yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya….” “aku mencapainya dengan sedikit dipaksa….hmm sedikit…ya sedikit…mulanya memang dipaksa…””aku wanita murahan….”membayangkan kejadian tadi dan fakta aku seperti wanita murahan aku hampir kembali orgasme……….. Terlalu lelah … dan terlalu banyak berpikir ….aku akhirnya tertidur….tetap dalam keadaan hanya berjilbab…dengan tubuh penuh seperma yang sudah mengering….sampai tiba2 aku mendengar auara telpon berdering. Dengan berat aku melangkah…mengangkat telpon…”halo lonte…” saya langsung mengenali suara itu ..mas Mantri…”eh…lonte kamu cepet kesini ke mess saya ya….kan nggak jauh2 amat dari apartement kamu…” aku hanya diam menebak2 apa maunya. “tapi udara lagi dingin nih….” saat ini memang akhir dari musim gugur… “kamu pakai jubah panjang kamu yang tadi saya liat digantung di belakang pintu ya….” nadanya solah2 khawatir aku bakal sakit kalau tidak pakai jubah panjang itu.”…oh ya…jangan pakai apa2 lagi selain jubah panjang itu ya…”..aku seperti disambar petir…”apa maksud mas mantri…saya harus berjalan kemess mas Mantri cuma pakai jubah panjang tanpa pakai apa2 lagi didalamnya…?” “..tidak saya tidak mau….bagaimana kalau ada yag lihat…” tiba2 dengan nada sedikit lebih keras “terserah kamu tapi saat ini si Hari lagi browsing di internet dia bilang mau meng upload film kamu sama Aries dan , itu adalah sebuah situs yang sangat saya kenal sebab saya pertama kali mengenal situs berbahasa indonesia yang menunjukan banyak foto2 gadis indonesia di forum itu.. ”biar orang2 di Indonesia pada lihat aksi kamu…” sontak saya berteriak..”jangannn…mas tolong jangan saya takut…” sulit melanjutkan saya takut terhadap apa…”kalau gitu turuti saya ….pakai jubah panjangmu jangan pake daleman …cukup jilbab aja…” “…dan dandan yang cantik….” saya terdiam….”bagaimana lonte…” “…baik mas….” sebelum selesai saya berbicara “…pangil saya tuan….ingat tuan…” “baik tuan….”seperti kerbau dicocok hidungnya saya mengikuti kata2nya” Saya membulatkan tekat… saya berdandan yang cantik…kemudian tanpa membasuh bekas sperma tadi pagi saya mengenakan jubah panjang dan jilbab saya, lalu berjalan keluar. Mess tempat tinggal mas Mantri.. dan mas Hari berjarak sekitar 2,5 kilo meter. Saya berjalan menuju kesana dengan perasaan was was, sebab jubah panjang itu panjangnya agak transparan. Jarak 2,5 Kilo terasa sangat jauh.. Sampai akhirnya aku tiba didepan mess. Disana ketika sampai didepan pintu mess aku disambut oleh seorang security berkebangsaan India tau pakistan atau srilanka yang menanyakan tujuan ku, aku menjawab hendak ke mess mas Mantri… aku perhatikan mata security itu terus memandang kearah paha ku… yang agak terekspose…tapi kemudian dia memberi tahukan nomor kamar mas Mantri. dan yang kurang ajar tiba2 dia menepuk pantat ku… yang telanjang kemudian terkekeh…seolah aku seorang wanita panggilan murahan…aku hanya bisa menahan tagis ku sambil terus berjalan ke kamar mas Mantri… sesampai didepan kamar ke tekan bel kamar berulang2 dengan harapan lekas dibuka. Saya malu jika nanti ada orang lain lagi yang melihat ku… Pintu terbuka sedikit terlihat masih dikait dengan rantai kecil sebagai pengaman sehingga hanya terlihat sedikit wajah & jilbab mas Mantri “hai lonte si Hari mau Upload tuh filmnya…” “…Jangannnn…” kataku aku benar2 takut dia melaksanakannya…”..kamu bisa cegah dia kalau kamu kedalam…” “kalau gitu saya mau masuk…”kata saya setengah memaksa hampir menangis…”boleh tapi….kamar ini nggak boleh ada lonte masuk…” “‘…tuan izinkan saya masuk….” setengah terisak saya memohon takut mas Hari keburu meng upload film ku..”..baiklah saya juga belum selesai bicara tadi…”katanya lagi “..disini lonte dilarang masuk kamar kecuali masuk dalam keadaan bugil tapi jilbabmu tak usah..waktu masuk seluruh pakaiannya harus sudah dilepas diluar….”kata2 itu diucapkan dengan sangat kalem tapi membuat hati ku berdegup kencang…aku harus melepas pakaian ku diluar… dilorong mess … yang terdapat banyak atau setidaknya sembilan kamar lagi…bagaimana kalau ada yang melihat..”jangan tuan saya tidak mau …” mendengar itu tanpa banyak bicara pintu pun mulai di tutup oleh mas Mantri…”mas jangan tutp pintunya izinkan saya masuk…” aku menahan pintu jangan sampai tertutup “…lepas dulu jubah panjang kamu…. lagi pula tidak lamakan kamu lepas lalu aku bukakan pintunya …hanya beberapa detik…” aku berpikir …dan akhirnya aku mengalah…”baik mas aku lepas disini…” aku pun melepas pakaian ku…telanjang di lorong sebuah mess khusus pria….”cepat berikan jubah panjangmu sini..” katanya akupun memberikanya..kemudian pintu tertutup….biasanya kalau mau membuka rantai pintu memang pintunya harus ditutup dahulu ..rantai di lepas kemudian baru pintu dapat dibuka seluruhnya….tapi kali ini tidak stelah beberapa detik aku mendrngar mas Mantri dan mas Hari tertawa terkekeh seolah sedag berhasil menipu seseorang dan saya sadar sayalah sedang mereka tipu…. saya berdiri dalam keadaan bugil..berdandan antik namun tubuh penuh dengan bekas sperma…di tengah lorong mess khusus pria…tiba2 aku menjadi panik dan mulai menggedor2 pintu…. tapi beberapa menit sama sekai tidak ada reaksi kecuali suara tawa yang semakin keras…. karena suara ku dan suara gedoran ku ternyata mulai menarik perhatian penghuni mess seseorang terlihat menintip dibalik pintu di kamar sebelah, lalu aku lihat seseorang juga keluar..dan menhapiri diriku…tampaknya dia orang indonesia juga dia bertanya “

ada apa ….apa kamu belum dibayar…?” saya langsung syok mendengarnya… sayapun mulai menangis….”mas adi…nggak ada apa2 kok tadi cewe ini minta bayaran dimuka… tapi ternyata pelayanannya asal2an terus mau kabur lagi ya udah saya ambil aja pakaiannya…” terdengar suara mas Mantri dari belakang… “wah mba ini nggak bisa gitu dong….kembalikan uangnya atau kasih service yang bagus ke pelanggan” kata orang itu lagi saya merasa sangat terhina mendengar itu “hei…lonte…gimana..mau service bener2 nggak…?” aku pun mengangguk dengan tangan berusaha menutupi dada dan vagina ku…”kalo gitu nggak usah ditutup tutupi pakai tangan aset kamu itu” katanya ….aku pun melepaskan tangan ku…kemudian mas Mantri sambil tersenyum penuh arti mempersilahkan aku masuk kekamar masih aku dengar orang tadi bertanya “mas Mantri berapa kok bagus barangnya….” “murahhhhh nanti abis gue kamu boleh pake dehhh all in loh…”jawab mas mantri. Saya hanya bisa tambah menunduk…bersukur akhirnya bisa masuk ke dalam sehingga tidak lebih malu lagi… “lonte….haus nggak loe….” tanyanya, aku lihat mas hari sedang memegang handycam yang di shoot kearah diriku…” nih minum” katanya sambil menyodori penisnya, sayapun langsung menyambut dengan mulut terbuka….”kayanya musti kamu emut2 dulu deh hahaha” saya pun kembali mengoral penis mas Mantri…. tapi tiba2 saya lihat mas hari yang dari tadi memegang kamera tiba2 mendekat ditangannya membawa sesuatu saya kaget melihatnya dia membawa penjepit jemuran terbuat plastik… dan tanpa banyak ba bi bu…di langsung jepit puting susu saya… saya yangsedang meng oral mas Mantri kontan membeliak “eughhhhh sakittttt…” belum berhenti saya melenguh tiba2 sebuah lagi dijepitkan ke puting yang satunya….”….wauuuuuggghhhh suakittttt…eghht” saya baru mau mengerakan tangan saya untuk meraih penjepit tadi tapi tangan saya ditangkap dan dipegang dengan erat oleh mas Hari kemudian dengan sigap dia mengikat tangan saya…pergelangan tangan saya diikat dengan pangkal siku kiri sedang pergelangan kiri dengan pangkal siku kanan.. penis yang tadi saya oral sudah terlepas.. tapi saya liat mas Mantri tidak memaksakan untuk mengulum lagi… dia beringsut kemudian mengambil kamera yang sudah di tinggal oleh Hari…. saat ini saya duduk dengan lutut saya dengan posisi tangan terlipat ke belakang. hari lalu menciumi pipi lalu mengemut daun telinga saya sambil tangannya mengelus2 bongkahan pantat saya diperlakukan seperti itu saya hanya merasa merinding….. mas Hari wajah & jilbabnya sangat mirip dengan Tukul yang populer di tanah air…. tapi yang ini terlihat dingin dan pendiam…tiba tiba”aughttt sakit masssss” aku berteriak kencang sebab Hari mengigit telinga saya…kemudian tiba2 diamendorong saya kedepan sehingga saya jatuh dengan kepala kelantai ….. saat ini posisi saya menungging dengan bagian depan saya bertumpu pada pipi kanan saya… dengan kakinya kemudian dia menendang2 kaki saya memberi isyarat agar saya melebarkan kaki…karena posisi saya itu sedikit sulit saya lakukan sehingga saya jadi sedikit lambat…tampaknya dia tidak sabar dan langsung melepas ikat pinggang kulitnya dan ctarrrrrr…langsung digunakan menyabet pantat putih saya….”aghhhhhh sakittttt masss….”saya berteriak sekilas saya lihat wajah & jilbab mas mantri dibalik kamera menegang… tapi mas Hari tetap dingin ….dengan jarinya kemudian dia menusuk2 lubang vagina saya…kemudian mencubit2 bibir vagina saya… dan tiba2″augggghhhhhh massss sakittttt” hampir saya pingsan ketika mas hari kembali mengunakan penjepit jemuran untuk menjepit bibir vagina saya…dikanan dan dikiri…dan kembali saya terkejut ketika sebuah lagi dia jepitkan di itil saya…dan kali ini karena itu bgian yang paling sensitif sakitnya jadi sangat tidak tertahan …sayapun berteriak sekuatnyaaa…”Auuuuuughhhhtttttttt massssssa saskiiiiitsssss” mata saya berkunang2 …dan mulai menagis…hampir saya pingsan…”sudah massss sakittttt….saya sudah tidak kuaaa…hepppp” belum selesai saya berteriak mulut saya telah disumpalnya…dan tampaknya disumpal denga celana dalam bekas milik mas hari….. Kemudian dia mengitari saya dan memencet hidung saya…dengan mulut tersumpal dan hidung saya di pencet sedemikian rupa hampir2 saya pingsan karena tidak dapat bernapas… tapi kemudian dia melepas jepitan tangannya di hidung saya…lalu membalikan tubuh saya sehingga tubuh saya terlentang dengan tangan terikat di punggung buah dada saya nampak mengacung keatas…seperti dua bongkah gunung yang indah dengan penjepit jemuran dimasing2 puncaknya…warnanya tidak lagi merah tetapi mulai keunguan…kemudian mas hari mulai mengambil tali dan dengan sedemikian rupa mengikat kaki saya masing2 sehingga betis dan paha saya menyatu.dan tidak bisa di luruskan dan dibelakang lutut kedua kaki diselipakan sebuah batangan kayuyang diatur posisinya sehingga kaki saya mengangkang lebar….dan terlipat kebelakang …rasanya sakitt luar biasa…kemudian dengan tiba2 cletik…. dia mencabut penjepit di buah dada sebelah kiri begitu tiba2 sehingga menyakitkan…. setelah itu dengan cepat dipasangnya kembali seolah2 sedang mengetes kekuatan penjepit itu…. dan itu dilakukan ke semua penjepit yang terpasang sehingga saya merasa sangat kesakitan… setelah semua selesai di tiba2 bangkit dan seperti mencari2 sesuatu di lemari es… dan kembali dengan sebuah ketimun jepang yang besar… dan digesek2annya ke lubang vagina saya…ketimun itu terasa dingin…dan tanpa peringatan tiba2 sleppp “aughttttttt….” ketimun itu dimasukannya dengan paksa ke vagina saya sampai masuk 3/4 nya… kemudian dia mengalihkan pandangannya kelubang yang lain…lubang anus ku…segera aku menggeleng2 tapi dia malah tersnyum penuharti…diambilnya seuntai manik2 sebesar kelereng berjumlah 15 butir didalam untaiannya dan kemudian dengan paksa dia menekan masuk satu persatu setiap manik2 itu hingga tinggal 3 untai lagi… kemudian dia duduk memandangi diriku….semua adegan diambil gambarnya oleh mas mantri… kemudiann cetarrrrrr tiba2 mas hari kembali menyabet kan sabuknya ke tubuh ku yang putih sehingga membekas merah..dia kemudian mulai meraba2 tubuhku dan meciumiku sedemikan rupa…sehingga entah bagaimana gairah aneh tadi kembali terjadi… Kemudian dia mengocok2 ketimun yang ad di vaginaku tadi… sehinggaaa”eghhhhhh eghhhhh …” hanya itu yang keluar dari mulut ku karena tersumpal celana dalam mas Hari.tiba2 tubuhku mengejang karena orgasme….sungguh perasaan yang aneh telah mendera diriku…dalam keadaan sakit dan lemas aku melihat mas hari sedang mengocok2 penisnya sendiri didekat ku dan crot crot…. rupanya dia terangsang hebat melihat keadaan diriku… semua air maninya ditumpahkan ke wajah & jilbab dan tubuh ku…setelah itu dia pun melepaskan semuanya penjepit dan ikatannya…Saya hanya bisa terbaring lemah…aku lihat kini kamera sudah berpindah tangan lagi… Mas Mantri yang bertubuh gempal…besar… mengendong tubuh lemah saya ke atas tempat tidur..mulai menciumi diriku..memacu gairah diriku… dia mulai memainkan itilku dengan lidahnya….yang masih terasa sakit akibat perlakuan mas Hari….tapi “ughhhhhh nihkkmaaaahhhttt mas euanaaakkkk…ueghhhhhh” saya mulai mengelepar2 ketika lidah mas Mantri mulai menari nari di itil ku sambil kedua tangannya sesekali memilin milin puting ku… kemudian di sergapnya mulut dengan ciuman yang dasyat… lidahnya mempermainkan lidah ku memaksa lidah kuturus menari2 huahhh enak sekaliiii.. kemudian dia mulai melepas pakaiannya sendiri … terlihat penisnya yang besar mengacung ke atas membuat hati ku bergetar… ”lonte kamu suka ini…”sukaaa tuannn sukaa”hampir diluar sadar aku meracau kata2 yang sangat memalukan itu.

Lihat Ini Uga Bleh:

Skandal Suatu Perjalanan - Kisah Seksualita

Aku adalah seorang gadis dari Menado, sebut saja namaku Inge, aku anak pertama dari 6 bersaudara dan aku satu-satunya anak perempuan. Kehidupan ekonomi keluargaku bisa dibilang mencemaskan. Beruntung aku bisa tamat SMA, ini karena aku mendapat beasiswa dari Yayasan Super Semar.

Aku sedih melihat keadaan keluargaku, ayahku adalah seorang Pegawai Negeri golongan II, ibuku hanyalah seorang Ibu Rumah Tangga yang tidak mempunyai skill, kerjanya hanya mengurus putra-putrinya. Rasanya aku ingin membantu ayah, mencari uang. Tapi apalah daya aku hanya lulusan sekolah menengah, namun begitu kucoba untuk melamar kerja di perusahaan yang ada di kota Manado. Hasilnya nihil, tak satupun perusahaan yang menerima lamaranku. Aku mahfum, disaat krisis sekarang ini banyak PT yang jatuh bangkrut, kalaupun ada PT yang bertahan itu karena mem-PHK sebagian karyawannya.

Lalu aku berpikir, kenapa aku tidak ke Jakarta saja, kata orang di Ibukota banyak lowongan pekerjaan, dan aku teringat tetanggaku Mona namanya, dia itu katanya sukses hidup di Jakarta, terbukti kehidupan keluarganya meningkat drastis. Dahulu kehidupan keluarga Mona tidak jauh berbeda dengan keadaan keluargaku, pas-pasan. Tapi sejak Mona merantau ke Jakarta, ekonomi keluarganya makin lama makin berubah. Bangunan rumah Mona kini sudah permanen, isi perabotnya serba baru, dari kursi tamu, tempat tidur semuanya mewah, juga TV 29″ antena parabola dan VCD mereka miliki. Aku ingin seperti Mona, toh dia juga hanya tamatan SMA. Kalau dia bisa kenapa aku tidak? Aku harus optimis.

Pada suatu hari di bulan September, tahun 1998 aku pamit kepada keluargaku untuk merantau ke Jakarta. Meskipun berat papa dan mama merelakan kepergianku. Dengan bekal uang Rp 75.000 dan tiket kelas Ekonomi hasil hutang papaku di kantor, aku akhirnya meninggalkan desa tercinta di Kawanua. Dari desa aku menuju pelabuhan Bitung, aku harus sudah sampai di pelabuhan sebelum pukul 6 sore karena KM Ciremai jurusan Tg.Priok berangkat jam 19:00 WIT, waktu satu jam tentu cukup untuk mencari tempat yang nyaman. Karena tiketku tidak mencantumkan nomor seat, maklum kelas ekonomi, aku berharap mendapat lapak untuk menggelar tikar ukuran badanku. Tapi sial, angkutan yang menuju pelabuhan begitu terlambat, pada waktu itu jam sudah menunjuk pukul 18:45. Waktuku hanya 15 menit. Ternyata KM.Ciremai sudah berlabuh, aku melihat hiruk pikuk penumpang berebut menaiki tangga, aku tergolong calon penumpang yang terakhir, dengan sisa-sisa tenagaku, aku berusaha lari menuju KM.Ciremai, aku hanya menggendong tas punggung yang berisi pakaian 3 potong.

Aku sudah berada di dek kapal kelas ekonomi, tapi hampir semua ruangan sudah penuh oleh para penumpang. Keringat membasahi seluruh tubuhku, ruangan begitu terasa pengap oleh nafas-nafas manusia yang bejibun. Aku hanya bisa berdiri di depan sebuah kamar yang bertuliskan Crew, di sekitarku terdapat seorang Ibu tua bersama 2 orang anak laki-laki usia sekolah dasar. Mereka tiduran di emperan tapi kelihatannya mereka cukup berbahagia karena dapat selonjoran. Aku berusaha mencari celah ruang untuk dapat jongkok. Aku bersyukur, Ibu Tua itu rupanya berbaik hati karena bersedia menggeserkan kakinya, kini aku dapat duduk, tapi sampai kapan aku duduk kuat dengan cara duduk begini. Sedangkan perjalanan memakan waktu 2 hari 2 malam.

Tidak lama kemudian KM.Ciremai berangkat meninggalkan pelabuhan Bitung, hatiku sedikit lega, dan aku berdoa semoga perjalanku ini akan mengubah nasib. Tak sadar aku tertidur, aku sedikit terkejut sewaktu petugas menanyakan tiket, aku ingat tiketku ada di dalam tas punggungku. Tapi apa lacur, tasku raib entah dimana, aku panik, aku berusaha mencari dan bertanya kepada Ibu tua dan anak laki-lakinya, tapi mereka hanya menggelengkan kepala.

“Cepat keluarkan tiketmu..” ujar seorang petugas sedikit menghardik.
“Aku kehilangan tas, tiket dan uangku ada di situ..” jawabku dengan sedih.
“Hah, bohong kamu, itu alasan kuno, bilang aja kamu tak membeli tiket, Ayo ikut kami ke atas,” bentak petugas yang bertampang sangar.

Akhirnya aku dibawa ke dek atas dan dihadapkan kepada atasan petugas tiket tadi.
“Oh.. ini orangnya, berani-beraninya kamu naik kapal tanpa tiket,” kata sang atasan tadi.
“Tiketku hilang bersama pakaianku yang ada di tas, saya tidak bohong Pak, tapi benar-benar hilang..”
“Bah itu sih alasan klasik Non, sudah ratusan orang yang minta dikasihani dengan membuat alasan itu.” ucapnya lagi.
“Kalau Bapak tak percaya ya sudah, sekarang aku dihukum apapun akan aku lakukan, yang penting aku sampai di Jakarta.”
“Bagus, itu jawaban yang aku tunggu-tunggu..” ujar lelaki berseragam putih-putih itu.
Kalau kutaksir mungkin lelaki tersebut baru berusia 45 tahun, tapi masih tegap dan atletis, hanya kumis dan rambutnya yang menonjolkan ketuaannya karena agak beruban.

“Tapi ingat kamu sudah berjanji, akan melakukan apa saja..” ujar lelaki itu, seraya menunjukkan jarinya ke jidatku.
“Sekarang kamu mandi, biar tidak bau, tuh handuknya dan di sana kamar mandinya..” sambil menunjuk ke arah kiri.
Betapa girang hatiku, diperlakukan seperti itu, aku tidak menyangka lelaki itu ternyata baik juga. Betapa segarnya nanti setelah aku mandi.
“Terima kasih Pak,” ujarku seraya memberanikan diri untuk menatap wajahnya, ternyata ganteng juga.
“Jangan panggil Pak, panggil aku Kapten..” tegasnya.
Aku sempat membaca namanya yang tertera di baju putihnya. “Kapten Jonny” itulah namanya.

Aku sekarang sudah berada di kamar mandi.
“Wah, betapa wanginya tuh kamar mandi,” gumamku nyaris tak terdengar. Kunyalakan showernya maka muncratlah air segar membasahi tubuhku yang mulus ini, kugosok-gosokan badanku dengan sabun, kuraih shampo untuk mencuci rambutku yang sempat lengket karena keringat.

Sepuluh menit kemudian aku keluar dari kamar mandi, aku bingung untuk bersalin pakaian, aku harus bilang apa kepada Sang Kapten. “Wah cantik juga kamu,” tiba-tiba suara itu mengejutkan diriku. Dan yang lebih mengejutkan adalah pelukan Sang Kapten dari arah belakang. Aku hanya terdiam, “Siapa namamu, Sayang?” bisiknya mesra. “Inge..” jawabku lirih. Aku tidak berusaha berontak, karena aku ingat akan janjiku tadi. Karena aku diam tak berreaksi, maka tangan Sang Kapten makin berani saja menjelajahi dadaku dan menciumi leher serta telingaku. Aku menggelinjang, entah geli atau terangsang, yang pasti sampai usiaku 19 tahun aku belum pernah merasakan sentuhan lelaki. Bukannya tidak ada lelaki yang naksir padaku, ini karena sikapku yang tidak mau berpacaran. Banyak teman sekelas yang berusaha mendekatiku, selain lumayan cantik, aku juga tergolong pandai, makanya aku mendapat beasiswa. Maka tak heran banyak lelaki di sekolahku yang berusaha memacariku, tapi aku cuek, alias tidak merespon.

“Ooohh.. jangan Kapten.” hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutku ketika pria separuh baya itu menyentuh barang yang amat berharga bagi wanita, bulu-bulu lembut yang tumbuh di sekitar vaginaku dielusnya dengan lembut, sementara handuk yang melekat di tubuhku sudah jatuh ke lantai. Dan aku pun tahu bahwa lelaki ini sudah bertelanjang bulat.

Aku merasakan benda kenyal yang mengeras menyentuh pantatku, nafas hangat dan wangi yang memburu terus menjelajahi punggungku, tangannya yang tadi mengelus vaginaku sekarang meremas-remas kedua payudaraku yang ranum, ini membuat dadaku membusung dan mengeras. Aku tak percaya, tangan lelaki ini seolah mengandung magnet, karena mampu membangkitkan gairah yang tak pernah kurasakan seumur hidupku.

“Ooohh.. aahh..” hanya desahan panjang yang dapat kuekspresikan bahwa diriku berada dalam libido yang betul-betul mengasyikan.
“Inge kau betul-betul lugu, pegang dong batangku,” kata Kapten Jonny, seraya meraih tanganku dan menempelkannya ke batang zakarnya yang keras tapi kenyal.
“Jangan diam saja, remaslah, biar kita sama-sama enak..” ujarnya lagi.

Akhirnya walaupun aku sebelumnya tidak pernah melakukan senggama, naluriku seolah membimbing apa yang harus kuperbuat apabila bercumbu dengan seorang laki-laki. Akhirnya aku berbalik, kuraih batang kemaluannya kuremas dan kukocok-kocok, sampai kumainkan biji pelirnya yang licin.Sang Kapten mendesah-desah, “Ooohh.. aachh.. enak sekali Sayang, teruskan.. oh teruskan..” sambil matanya terpejam-pejam. Aku jongkok, tanpa ragu kujilat dan kukulum torpedo Sang kapten, sampai terbenam ke tenggorokanku.

Aku benar-benar menikmatinya seperti menikmati es Jolly kesukaanku di waktu kecil dulu. Aku tak peduli erangannya, kusedot, kusedot dan kusedot terus, sampai akhirnya zakar Sang Kapten yang panjangnya hampir 12 centi itu memuncratkan cairan hangat ke mulutku yang mungil. “Aaahh.. aku sudah tak kuat Inge,” gumamnya. Betapa nikmatnya cairan spermanya, sampai tak sadar aku telah menelan habis tanpa tersisa, ini membuat seolah Sang Kapten tak mampu untuk tegak berdiri. Dia bersandar di dinding kapal apalagi gerakan kapal sekarang ini sudah tak beraturan kadang bergoyang kekiri kadang kekanan.

“Kamu betul-betul hebat Inge,” puji Kapten Jonny sambil mencium bibirku.
“Inge jangan kau anggap aku sudah kalah, tunggu sebentar..”
Dia bergegas menuju lemari kecil, lantas mengambil sesuatu dari botol kecil dan menelannya lantas membuka kulkas dan mengambil botol minuman sejenis Kratingdaeng.

“Sini Sayang..” ujar sang kapten memanggilku mesra.
“Istirahat dulu kita sebentar, ambillah minuman di kulkas untukmu,” lanjut Kapten Jonny.
Kubuka kulkas dan kuraih botol kecil seperti yang diminum Kapten Jonny. Aku meminumnya sedikit demi sedikit, “Ooohh.. sedap sekali minuman ini.. aku tak pernah merasakan betapa enaknya.. minuman apa ini.” Ternyata label minuman ini tertulis huruf-huruf yang aku tak paham, mungkin aksara China, mungkin Jepang mungkin juga Korea. Ah persetan.. yang penting tenggorokanku segar.

“Kau berbaringlah di di situ,” pinta Kapten Jonny sambil menunjuk tempat tidurnya yang ukurannya tidak begitu besar. Kurebahkan tubuhku di atas kasur yang empuk dan membal. Kulihat jam dinding sudah menunjuk pukul 12 malam. Aku heran mataku tak merasa ngantuk, padahal biasanya aku sudah tidur sebelum pukul 22:00. Aku sengaja tidak menggunakan selimut untuk menutupi tubuhku, kubiarkan begitu saja tubuhku yang polos, barangkali ini akan membangkitkan gairah libido Sang Kapten yang tadi sudah down. Aku berharap semoga Sang Kapten akan terangsang melihat dadaku yang sengaja kuremas-remas sendiri.

Sang Kapten sudah bangkit dari kursi santainya, dia menenggak sebotol lagi minuman sejenis Kratindaeng. Dia sudah berada di tepi ranjang, sekarang dia mulai mengelus-elus kakiku dari ujung jari merambat ke atas dan berhenti lama-lama di pahaku, mengusap-usap dan menjilatinya, dan sekarang lidahnya sudah berada di mulut vaginaku. “Ooohh.. geli..”

Sejurus kemudian lidahnya dijulurkan dan menyapu permukaan bibir vaginaku. Pahaku sengaja kulebarkan, hal ini membuat Sang Kapten bertambah buas dan liar, diseruputnya klitorisku. “Ooohh.. aahh.. teruskan Kapten, lanjutkan Kapten.. Ooohh.. nikmat sekali Kapten..” Tangannya tidak tinggal diam, diraihnya kedua payudaraku, diremasnya dan tak lupa memelintir putingku dengan mesra.

“Ooohh.. aku sudah tak tahan Kapten..” desisku.
“Tahan Sayang.. tahan sebentar.. biarkan aku menikmati vaginamu yang wangi ini.. aku tak pernah merasakan wanginya vagina dari wanita lain..”
“Sruupp.. sruupp.. sruupp..” Terus saja mulut Kapten Jonny dengan rajinnya menjelajah bagian dalam vaginaku yang sudah empot-empotan ini akibat rangsangan yang amat tinggi.

“Sudah Kapten.. lekas masukkan batang zakarmu, aku sudah tidak tahan..”
“Baik, rasakanlah Sayang.. betapa nikmatnya rudalku ini..”
“Tapi pelan-pelan Kapten, aku benar-benar masih perawan..”
“Oke, aku melakukannya dengan hati-hati..” janji Kapten Jonny.
“Buka lebar pahamu, Inge..” saran Kapten Jonny.
Dan..

“Blleess..”
“Ooohh.. aahh..” desisku, padahal zakar itu baru masuk tiga perempatnya.
“Bles.. bless..”
“Ooohh..” erangku panjang, aku tahu batang sepanjang 12 centi itu sudah merusak selaput daraku.
Ditariknya lagi rudalnya, lantas dimasukannya lagi seirama dengan goyangan KM.Ciremai oleh ombak laut.

“Bless.. bless.. bless..”
“Ooohh.. oohh.. oohh.. aahh.. aahh..”
“Aku mau keluar Kapten,” ujarku memberi tahu Kapten Jonny.
“Tahan Sayang.. sebentar.. aku juga ingin keluar, sekarang kita hitung sampai tiga. Satu.. dua.. tiga..”
“Crott.. crott.. crot..” sperma Kapten Jonny membasahi gua gelap vaginaku. Betapa hangat dan nikmatnya air manimu Jonny. Hal ini memancing cairanku ikut membanjiri kemaluanku sampai meluber ke permukaan.

Kami berdua terkulai lemas, tapi Kapten Jonny sempat meraba bibir kemaluanku dan jarinya seolah mencungkil sesuatu dari vaginaku, ternyata dia menunjukkan cairan merah kepadaku, dan ternyata adalah darah perawanku. Dijilatnya darah sambil berkata, “Terima kasih Inge, kamu betul-betul perawan..” Aku hanya menangis, menangisi kenikmatan yang sama sekali tak kusesalkan. Aktivitas senggama ini berlangsung kembali sampai matahari muncul. Lantas aku tidur sampai siang, makan, tidur dan malamnya kami melakukannya lagi berulang-ulang seolah tiada bosan.

Akhirnya Pelabuhan Tanjung Priok sudah berada di pelupuk mataku. Sebelum turun dari kapal aku dibelikan baju baru, dan dibekali uang yang cukup.
Selamat tinggal Kapten.. selamat tinggal Ciremai..

Lihat Ini Uga Bleh:

ML dengan Wanita Putus Asa - Kisah Seksualita

Seperti biasa pada pagi hari semua penghuni bedeng sibuk dibelakang (mandi, mencuci). Perlu diketahui bahwa kondisi di rumah ini memiliki 5 kamar mandi terpisah dari rumah dan 2 buah sumur (air harus diangkat ke kamar mandi, maklum yang punya rumah belum punya Sanyo). Aku yang sudah terbiasa mandi paling pagi sedang duduk santai sambil nonton TV. Lagi asik nonton terdengar olehku gemercik air seperti orang sedang mandi. Mulanya sih biasa saja, tapi lama kelamaan penasaran juga aku dibuatnya. Aku mencoba melihat dari balik celah pintu belakang rumahku, dan aduh!! betapa kagetnya aku ketika melihat Mbak Desi yang sedang mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Aku tidak tahu mengapa ia begitu berani untuk membuka tubuhnya pada tempat terbuka seperti itu. Mbak desi yang sedikit kurus ternyata memiliki payudara sekitar 32B dan sangat seksi sekali. Dengan bentuknya yang kecil beserta puting warna merah jambu untuk orang yang sudah menikah bentuknya masih sangat kencang.

Aku terus mengamati dari balik celah pintu, tanpa kusadari batang kejantananku sudah mulai berdiri. Sudah tak tahan dengan pemandangan tersebut aku langsung melakukan onani sambil membayangkan bercinta dengan Mbak desi ditempat terbuka tersebut. Semenjak hal itu, aku jadi ketagihan untuk selalu mengintip jika ada kesempatan. Keesokan harinya, aku masih sangat terbayang-bayang akan bentuk tubuh Mbak desi. Hari itu adalah hari minggu, dan aku sedikit kesiangan. Ketika aku keluar untuk mandi, aku melihat Mbak Ita sedang mencuci pakaian. Dengan posisinya yang menjongkok terlihat jelas olehku belahan payudaranya yang terlihat sudah agak kendor tapi berukuran 34B. Setiap kali aku memperhatikan pantatnya, entah mengapa aku langsung bernafsu dibuatnya (mungkin pengaruh film BF dengan doggystyle yang kebetulan favoritku). Kembali batang kemaluanku tegang dan seperti biasa aku melakukan onani di kamar mandi.

Dua hari kemudian terjadi keributan di tetanggaku, yaitu Mbak ita yang sedang bertengkar hebat dengan suaminya (seorang agen). Ia menangis dan kulihat suaminya langsung pergi entah kemana. Aku yang kebetulan berada disitu tidak bisa berbuat apa-apa. Yang ada dipikiranku adalah apa sebenarnya yang sedang terjadi. Keesokan harinya Mbak Ita pergi dengan kedua anaknya yang katanya kerumah nenek, dan kembali sorenya.

Sore itu aku baru akan mandi, begitu juga dengan Mbak ita. Setelah selesai aku langsung buru-buru keluar dari kamar mandi karena kedinginan. Diluar dugaanku ternyata aku menabrak sesuatu yang ternyata adalah Mbak ita. Keadaan waktu itu sangat gelap (mati lampu) sehingga kami saling bertubrukan. Menerima tubrukan itu, Mbak ita hampir jatuh dibuatnya. Secara reflek aku langsung menangkap tubuhnya. AduH! Tenyata aku tanpa sengaja telah menyentuh payudaranya. ” Maaf.. Aduh maaf mbak, nggak sengaja” ucapku. ” Nggak, nggak pa pa kok, wong saya yang nggak liat” balasnya.

Sejenak kami terdiam dikeheningan yang pada saat itu sama-sama merasakan dinginnya angin malam. Tanpa dikomando, tubuh kami kembali saling berdekatan setelah tadi sempat malu karena kecerobohan kami berdua. Aku sangat degdegan dibuatnya dan tidak tahu harus berbuat apa pada posisi seperti ini. Sepertinya Mbak ita mengetahui bahwa aku belum pengalaman sama sekali. Ia kemudian mengambil inisiatif dan langsung memegang kemaluanku yang berada dibalik handuk. Est ..est.. auw ..aku mengerang keenakan. Belum selesai aku merasakan belaian tangannya, tiba-tiba ujung kemaluanku terasa disentuh oleh benda lembut dan hangat. Mbak ita sudah berada dibawahku denagn posisi jongkok sambil mengulum kemaluanku. Aduuhh .. nikmatt.. terus .. Akh ..est .. Sekarang aku sudah telanjang bulat dibuatnya.

10 menit sudah kemaluanku dikulum oleh Mbak ita. Aku yang tadi pemalu sekarang mulai mengambil tindakan. Mbak ita kusuruh berdiri dihadapanku dan langsung kulumat bibinya dengan lembut. Est .. Ah ..uh ouw .. Ia mendesah ketika bibir kami saling berpagutan satu sama lain. Ciumanku sekarang telah berada pada lehernya. Bau sabun mandi yang masih melekat pada tubuhnya menambah gairahku. Est .. Ah .. teruss.. kepalanya tengadah keatas menahan nikmat. Kini tiba saat yang kutunggu. Handuk yang masih menutupi tubuhnya langsung kubuka tanpa hambatan. Secara samar-samar dapat kulihat bentuk payudaranya. Kuremas dan kukecup dengan lembut dan au ..est..nikmaat..teruss ..aow .., Mbak ita menahan nikmat.

Sambil terus mencicipi bagian tubuhnya akhirnya aku sampai juga didaerah kemaluannya. Aku sedikit ragu untuk memcicipi kemaluanya yang sudah sedikit basah itu. Seperti difilm BF aku mencoba mempraktekkan gaya melumat kemaluan wanita. Kucoba sedikit dengan ujung lidahku, rasanya ternyata sedikit asin dan berbau amis. Tetapi itu tidak menghentikanku untuk terus menjilatinya. Semakin lama rasa jijik yang ada berubah menjadi rasa ninkmat yang tiada tara. Est ..est ..teruuss ..tee..russ..auw ..nik, mat..mbak ita tak mampu menahan nikmat yang diterimanya dari jilatan mautku yang sesekali kuiringi dengan memasukkan jariku ke liang senggamanya. “Mbak mau .. kelu..ar ahh” racaunya.
Tanpa kusadari tiba-tiba keluar cairan kental dari vagina nya yang belakangan kutau bahwa itu adalah cairan wanita. Aku belum berhenti dan terus menjilati kemaluanya sampai bersih.

Puas aku menjilati kemaluannya kemudian langsung aku angkat ia kedalam rumahnya menuju kamar tidurnya. Aduh .. benar-benar tak habis pikir olehku, wanita segede ini bisa kuangkat dengan mudah. Sesampai dikamarnya aku langsung terbaring dengan posisi terlentang. Mbak ita tanpa diperintah sudah tahu apa yang kumau dan langsung mengambil posisi berada diatasku. Oh ..ya pembaca, bahwa batang kemaluanku standar-standar saja untuk orang Indonesia. Aku yang berada dibawah saat itu sengaja tidak berbuat apa-apa dan membiarkan Mbak Ita mengambil inisiatif untuk memuaskanku.

Mbak Ita langsung memegang kemaluanku dan mencoba memasukkannya kedalam liang senggamanya. Blues..bleb.. tanpa hambatan batang kejantananku tenggelam seluruhnya kedalam liang kenikmatan Mbak Ita. Est..es..auw..oh..ah..aku hanya terpejam merasakan kemaluanku seperti diperas-peras dan hangat sekali rasanya. Aku tak menyangka bahwa kenikmatan bersenggama dengan wanita lebih nikmat dibanding dengan aku beronani. Mbak Ita mulai menggenjot pantatnya secara perlahan tapi pasti. Ah..ah..ah..oh..oh..nik..maatt..ahh.. Mbak Ita terus melakukan gerakan yang sangat erotis. Desahan Mbak Ita membuatku semakin bernafsu ditambah dengan payudaranya bergoyang kesana-kemari. Rupanya aku tak bisa lagi tinggal diam. Aku berusaha mengimbangi genjotan Mbak Ita sehingga irama genjotan itu sangat merdu dan konstan. Tangankupun tidak mau kalah dengan pantatku.

Aku berusaha mencapai kedua payudara yang ada didepan mataku itu. “Wah ..indahnya pemandangan ini” ucapku dalam hati. Tidak puas dengan hanya menyentuh payudara Mbak Ita, aku langsung mengambil posisi duduk sehingga payudara Mbak ita tepat berada didepan wajahku. Kembali aku melumat putingnya dengan lembut kiri dan kanan bergantian. Ahh..ah ..ah..oh.. Est..ss Mbak ita kelihatannya tak tahan menahan nikmat dengan perlakuanku ini. Lama kelamaan genjotan Mbak Ita semakin cepat dan aku..a..ku.. kee..luuarr..ahh..ohh..nikmaatt Mbak ita akhirnya mencapai klimaks yang kedua kalinya. Aku yang belum apa-apa merasa kesal tidak bisa klimaks secara bersamaan. Akhirnya aku meminta Mbak Ita untuk kembali mengulum kemaluanku. Mbak Ita yang sudah mendapat kepuasan dengan semangat mengulum dan menjilati kemaluanku. Est..est..ahh..oh ucapku ketika Mbak Ita semakin mempercepat kuluman dan kocokannya pada kemaluanku. Sepertinya ia ingin segera memuaskanku dan menikmati air kejantananku.

Selang 10 menit ah..auw..oh..nik..maatt..oh.. crot..crot..crot..semua air maniku tertumpah diwajah Mbak Ita dan diseluruh tubuhnya. Saat itu Mbak Ita tidak berhenti kulumannya dan menjilati seluruh air jantan tersebut. Aku sangat ngilu dibuatnya tapi sungguh masih sangat nikmat sekali.

Setelah merasakan kepuasan yag tiada tara kami langsung jatuh terkulai diatas kasur. Mbak Ita tampaknya sangat kelelahan dan langsung tertidur pulas dengan keadaan telanjang bulat. Aku yang takut nanti ketahuan orang lain langsung keluar dari kamar tersebut dan mengambil handukku menuju rumahku.

Ketika aku baru akan keluar dari rumah Mbak Ita, alangkah terkejutnya aku ketika dihadapanku ada seorang wanita yang kuduga sudah berdiri disitu dari tadi dan menyaksikan semua perbuatan kami. Eh..mm..mbak..mbak ..Desi..ternyata ia tidak lain adalah Mbak Desi. “Permisi mbak, aku mau masuk dulu” ucapku pura-pura tidak ada yang terjadi. Sambil berjalan tergesa-gesa aku langsung menuju rumahku untuk menghindari introgasi dari Mbak Desi. Tiba-tiba “tunggu!!” teriak Mbak Desi. Aku langsung panas dingin dibuatnya. “Jangan jangan ia akan melaporkanku ke Kepala Desa lagi” ucapku dalam hati.” Aduuhh gawat nih, bisa-bisa cuci kampung” pikirku. ” A..a..ada apa ya mbak” balasku. Mbak Desi langsung mendekatku dan berkata ” kamu akan aku laporkan kesuami Mbak Ita dan kepala desa atas apa yang telah kamu lakukan” ucap Mbak Desi. ” Ta..tapi kami melakukannya atas dasar suka sama suka Mbak ” balasku dengan perasaan sedikit cemas. Tiba-tiba ” ha..ha..ha..ha.. ” Mbak desi tertawa.

Aku semakin bingung dibuatnya karena mungkin Mbak desi punya dendam dan sekarang berhasil membalaskannya. ” Nggak usah takut, pokoknya sekarang kamu tetap berdiri disitu dan jangan sekali-kali bergerak ok!” usulnya. “Mbak mau melaporkan saya atau takut saya lari” ucapku semakin bingung. Tanpa bicara lagi Mbak Desi semakin mendekatiku. Setelah tidak ada lagi jarak diantara kami tangan Mbak Desi langsung melepas handuk yang kugunakan tadi sehingga aku kembali telanjang bulat.”Mbak jangan dikebiri ya..” ucapku.”Nnggak..nggak pa pa kok” balasnya. Mbak Desi ternyata langsung berjongkok dan mulai mengocok kemaluanku.

Ah..ah..oh..oh.. aku yang tadi lemas kembali bergairah dibuatnya. Belum lagi aku selesai merasakan nikmatnya kocokan lembut dari tangan Mbak Desi, aku kembali merasakan ada benda lembut, hangat dan basah menyentuh kepala kemaluanku. Aku langsung tahu bahwa itu adalah kuluman dan jilatan dari mulut Mbak Desi setelah tadi aku merasakannya dengan Mbak Ita. Kuluman dan jilatan Mbak Desi ternyata lebih nikmat dari Mbak Ita. Aku bertaruh bahwa Mbak Desi telah melakukan berbagai macam gaya dan variasi dengan suaminya untuk memperoleh keturunan. Estt..ah..oh..oh..aduhh..auw.. desahku menahan hebatnya kuluman Mbak Desi. 15 menit sudah acara kulum-kuluman itu dan sekarang Mbak Desi telah berganti posisi dengan menungging. Pantatnya yang kecil namun berisi itu sekarang menantangku untuk ditusuk segera dengan rudalku. “Ayo..cepetan..kamu sudah lama menginginkan ini kan..Mbak tau kamu sering ngintip dari celah pintu itu..ayoo masukkan dong” ucapnya dengan mesra.

Aku jadi malu dibuatnya bahwa selama ini ia tahu akan perbuatanku. Tanpa pikir panjang aku langsung mencoba memasukkan batang kemaluanku ke liang kenikmatan Mbak Desi. “Aduh!!” meleset pada tusukanku yang pertama. Aku kembali mecoba dan bluess..akhirnya aku berhasil juga. “Gila nih perempuan “pikirku, “ternyata lubang kemaluannya masih sempit sekali” ucapku. Perlahan aku coba menggoyangkan pantatku mau-mundur. Ah.ah..ahh..oh..oh..oh..ah.. Mbah Desi mulai mendesah menahan nikmat. Aku semakin mempercepat goyanganku karena memang ini adalah gaya favoritku. “Ayo..teruuss..ayo..” teriakku memberi semangat”. Ah..ah..ah..oh..desah Mbak Desi semakin terdengar kencang. Melihat payudaranya yang bergelantung dan bergoyang-goyang membuatku ingin mewujudkan impianku selama ini. Sambil terus menggenjot Mbak Desi aku berusaha mencapai payudaranya. Kuremas-remas dengan garangnya seolah meremas santan kelapa. Aw..sakiitt..adu..hh..ah..ah.. Mbak Ita tak tahan akan perlakuanku. Aku tidak memperdulikannya dan tetap menggenjot dengan cepat.

Kemudian aku mengganti posisi dengan menggendong Mbak Desi didepanku. Bluess.. Kembali batang kejantananku kumasukkan kedalam liang senggamanya. Ahh..ah..ah..ah..desah Mbak Desi menahan nikmat. Kulumat bibir dan kuciumi seluruh leher dan kukecup kedua puting susunya yang merah itu. Adu..nikkmatt sekaalii ah..ah..ah..oh..oh.. Mendapat perlakuan demikian bertubi-tubi akhirnya Mbak Desi tak sanggup lagi menahan klimaksnya “Keeluuarr ..mau..ke..lua..rr akhirnya Mbak Desi mencapai klimaksnya. Aku yang sedikit lagi juga hampil finish semakin menggenjot dengan cepat.”Blep..blep..blep..bunyi hentakan sodokan antara kemaluanku dan kemaluan Mbak Desi yang sudah sangat basah tersebut. Tidak lama kemudian aku merasakan ada denyut-denyut di ujung batang kemaluanku dan:”Crot..crot..crot..tumpahlah seluruh iir maniku kedalam liang senggamanya.

Setelah itu kami berciuman sambil merasakan sisa-sisa nikmat yang ada dan kembali kerumah masing-masing. Keesokan harinya ketika bertemu, kami seolah-olah tidak merasakan sesuatu terjadi. Pembaca sekalian rupanya Mbak Ita tidak mau lagi berbicara denganku semenjak kejadian itu tapi aku terkadang masih melakukan hubungan sex ini hanya dengan Mbak Desi saja ketika saya sedang ingin atau ia sedang sangat ingin melakukannya. Sekarang saya sudah selesai kuliah dan tidak lagi tinggal dibedengan itu.

Lihat Ini Uga Bleh:

Demi Ibu - Kisah Seksualita

Namaku Tini, usia 49 tahun, saat ini aku tinggal di kota Cirebon. Tetangga kiri kananku mengenalku dengan sebutan bu Haji. Ya, di blok komplek rumahku ini, hanya aku dan suami yang sudah naik Haji. Suamiku sudah pensiun dari Departemen Luar Negeri. Kini ia aktif berkegiatan di masjid Al Baroq dekat rumah. Aku pun aktif sebagai ketua pengajian di komplek rumahku ini. Tetangga kami melihat keluargaku adalah keluarga harmonis. Namun mereka bertanya-tanya, mengapa anakku masih kecil, masih berusia satu tahun, padahal aku sudah berusia hampir 50 tahun. Aku bilang saja, yah, maklum, rejeki datang lagi pas usia saya senja begini, mau diapakan lagi, tidak boleh kita tolak, harus kita syukuri.

Sebenarnya aku punya anak lagi, anakku yang sulung, laki-laki, dan saat ini mungkin ia sudah berusia 26 tahun. Namanya Roni. Sebelum kelahiran anakku yang masih bayi ini, Roni adalah anak tunggal. Sampai akhirnya aku usir dia dari rumah ini dua tahun yang lalu. Dan sampai detik ini, suamiku, Beny, atau orang akrab memanggil dia Pak Haji Beny atau Pak Ustad, ia belum tahu alasan mengapa Roni meninggalkan rumah sejak dua tahun yang lalu itu, jika suamiku bertanya padaku, aku terpaksa berbohong, bilang tidak tahu dan pura-pura kebingungan. Walaupun aku tahu, karena akulah yang mengusir Roni dari rumah tanpa sepengetahuan suamiku.

Cerita sedih ini berawal ketika Roni yang selama 15 tahun kami tinggalkan hidup dengan Neneknya di Cirebon, akhirnya kumpul bersama dengan kami layaknya keluarga. Bisa aku tinggalkan selama 15 tahun karena aku dan suami harus tinggal di Belanda. Saat aku dan suami ke Belanda, Roni baru berusia delepan tahun, ibuku (nenek Roni) tidak ingin jauh dari Roni, beliau mungkin takut Roni akan terbawa arus kehidupan eropa dan lupa adat indonesia. Jadilah Roni tinggal di Cirebon bersama ibuku, lalu aku dan suami tinggal di Eropa.

Lima belas tahun kemudian, aku dan suami pulang ke tanah air, sebelum pulang aku dan suami menyempatkan diri untuk naik haji. Setelah pulang menunaikan haji, aku dan suami pulang ke tanah air dan pergi ke Cirebon. Tak kusangka anakku sudah besar, ya Roni telah berusia 23 tahun. Kami lihat ia tumbuh menjadi anak yang sangat soleh, santun dan lemah lembut.

Aku sangat berterima kasih dengan ibu waktu itu, telah membuat Roni tetap menjadi anak yang baik dan rajin beribadah. Beberapa bulan setelah kami berkumpul bersama, ibuku (nenek Roni) meninggal. Kami sedih sekali waktu itu.Setelah itu kami hidup sekeluarga bertiga.

Kehidupan keluarga kami sangat sakinah mawadah dan rohmah. Aku bangga sekali punya anak Roni. Ia rajin ke mesjid dan mengaji. Hal itu membuat aku dan suami selalu merasa bahagia. Seakan-akan kami awet muda rasanya.

Kebahagiaan ini juga mempengaruhi kemesraan aku dan suami sebagai suami istri. Walaupun kami sudah tua, tapi kami masih rutin melakukan hubungan pasutri meski hanya satu minggu sekali. Sampai suatu hari, suamiku mendapat tugas dari untuk dinas selama tiga bulan di Qatar. Suamiku mengajak kami berdua (aku dan Roni anakku) namun Roni yang sudah kerasan tinggal di Cirebon menolak ikut, akupun karena tidak mau lagi jauh dengan anakku menolak ikut. Akhirnya hanya suamiku sendiri saja yang pergi.

Hari-hari tanpa suamiku, hanya aku dan anakku tinggal di rumah kami. Aku sibuk sebagai ketua pengajian ibu-ibu dan memberikan ceramah kecil-kecilan setiap ada arisan di komplek rumahku ini. Roni aktif sebagai remaja masjid di masji Baroq dekat rumah. Terkadang karena aku sudah berusia hampir 50, aku mudah merasa capek setelah berkegiatan.

Suatu siang aku merasa sangat capek, sehabis pulang memberikan ceramah ibu-ibu di masjid. Aku pun langsung tertidur. Saat aku tengah-tengah enaknya merasa nyaman dengan kasurku, aku seperti merasa ada sesuatu yang membuat paha, pinggang dan daerah dadaku geli dan gatal. Setengah sadar dan tidak sadar, aku lihat Roni sedang berada di dekatku. Sambil setengah ngantuk aku berkata, “Kenapa Ron? Mama capek nih…”
“Ga, ma, Roni tahu, makanya Roni pijetin, udah mama tidur aja”, balas Roni.
Aku senang mendengarnya, senang pula punya anak yang tumbuh dewasa dan baik seperti Roni. Oh terima kasih Tuhan.

Lama kelamaan, aku mengalami hari yang sangat aneh, terutama setiap malam saat aku tidur. Aku merasa, ada sesuatu yang menggelitik daerah sensitifku, terutama daerah selangkanganku. Enak sekali rasanya, oh apakah ini setengah mimpi yang timbul akibat hasratku sebagai seorang istri yang butuh kehangatan suami. Ya, aku yakin karena aku ditinggal suami saat aku lagi merasa kembali muda dan penuh gairah, makanya aku sering sekali mimpi basah setiap malam. Mimpi yang rasanya sadar tidak sadar, kenikmatannya seperti nyata. Ya, aku menjadi senang tidur malam, karena ingin cepat-cepat mimpi basah lagi. Aku menduga ini adalah rejeki dari Tuhan, agar gairahku sebagai istri tetap terjaga, dan kebutuhan biologisku tetap tersalurkan walaupun hanya diberi mimpi basah sama Tuhan. Oh… nikmat sekali. Aku membayangkan suamiku, Beny, yang berhubungan denganku, oh nikmat sekali. Dan karena seringnya dikasih mimpi basah oleh Tuhan, setiap pagi aku bangun aku merasa kemaluanku selalu basah kuyup sampai celana dalamku basah total. Yah, jadinya aku punya kebiasaan baru selalu mandi wajib setiap pagi. Yang aku takuntukan hanya satu, takut saat aku mimpi basah, aku mengigau dan takut suara mendesahku terdengar anakku Roni. Tapi saat aku liat dari gelagatnya sehari-hari, nampaknya ia tidak tahu.

Sampai tiga bulan lamanya, hampir tiap malam aku selalu mimpi basah, aku jadi heran. Apa penyebabnya dari nutrisi yang kumakan atau kuminum sehari-hari ya? Hmm, mungkin saja. Soalnya aku punya kebiasaan minum teh hijau sebelum tidu. Kata dokterku itu baik untuk orang setua aku, apalagi biar selalu sehat menjelang usia setengah abad. Akhirnya aku coba meminum teh hijau, saat pagi hari, malamnya kucoba tidak minum.

Malam harinya, saat aku tidur, ditengah asyiknya tidurku, dan gelapnya lampu kamarku. Aku merasa perasaan mimpi basah mulai datang kembali, yah, mmh, rasanya ada yang menggelitik kemaluanku, sesuatu yang lembut, oh, bergerak-gerak. Selangkanganku pun ikut tergelitik hingga aku merasa ada sesuatu yang membuat basah kemaluan dan selangkanganku. Lalu berbarengan dengan rasa sensasi pada daerah kemaluanku, sesuatu yang lebut bergerak-gerak menyentuh buah dadaku, bergantian, pertama yang kiri lalu yang kanan, kemudian.. Aw!.. Ada rasa hisapan yang lembut hangat namun kuat pada puting buah dadaku yang sebelah kanan. Oh enak sekali, terima kasih Tuhan, jantungku mulai berdegup kencang, ini rasanya seperi nyata, yah! Tiba-tiba aku merasa tertindih oleh seuatu, hisapan kenikmatan juga tidak berhenti. Lalu ada sesuatu yang menusuk masuk ke liang kemaluanku saat itu aku setengah sadar terbangun, dan aneh, rasa ini masih kurasakan, setengah sadar aku jelas sekali ternyata memang ada sesuatu yang menindihku, sekilas aku masih membayangkan ini suamiku, berikut terdengar dari sesuatu itu suara perlahan yang serak, “ooohgh… Oogghh…”

Siapa ini?! Astaghfirullah!! Saat aku tersadar penuh dan mataku terbelalak. Dalam keremangan gelapnya kamar aku sadar bahwa seseorang telah menindihku dan menyetubuhiku!! Lebih kaget lagi saat aku mendengar suara seseorang yang menindihku itu berkata, “Maaah… Ayo ma… oughhgh… Uhhh… mamahhh…”

Langsung kudorong dia kuat-kuat!
“Roni!! Kurang ajar!!! ASTAGHFIRULLAAH!!”

Roni langsung berlari keluar kamar, aku pun langsung mengejar sambil menangis penuh amarah.
“Roni!!”, bentakku.
“Maafin Roni Ma! Roni ga tahan!”, Roni pun menangis takut.
Aku tak kuasa bingung menghadapi perasaan ini, antara kalut, marah, benci, jijik, sedih dan takut. Hingga terucap kata-kata yang langsung keluar dari muluntuku, “Keluar dari rumah ini!!! Kamu bukan anak mama!!! Setan kamu! Binatang kamu ya!”

Roni keluar rumah berlari. Aku duduk lemas menangis. Jadi, selama tiga bulan ini, baru aku sadari, mimpi basah itu bukan hanya sekedar mimpi.
Semua mimpi itu nyata. Anakku!? Anakku sendiri yang melakukan ini padaku?!!

Selama dua, tiga minggu aku tidak keluar rumah, bahkan semenjak kejadian itu aku jatuh sakit. Sampai saat itu aku masih tidak habis pikir dan belum lupa kejadian itu, dalam benakku terbesit, ya Tuhan, selama ini anakku telah menodai aku, aku ibunya, selama ini anakku yang selalu rajin beribadah ternyata adalah setan yang mengumbar nafsunya pada tubuhku yang mulai renta ini… Dosa apa hamba, ya Tuhan!?

Saat aku menerima sepucuk surat yang dikirim oleh Roni, tanpa alamat jelas, ia berkata meminta maaf pada ku, ia mengakui bahwa ia sudah mulai tertarik secara seksual denganku sejak aku bertemu lagi dengannya, ia bilang aku cantik dan menarik, ia mengaku telah memberi obat tidur pada teh hijau yang selalu aku minum tiap malam agar aku teler dan tidak sadar saat ia memperkosaku… Pantas saja! Pantas ia selalu bermuka manis menyiapkan teh hijau tanpa kuminta terlebih dahulu. Ternyata selama ini anakku adalah Iblis laknat yang merusak semuanya. Roni pun berkata pada akhir suratnya, bahwa ia tidak lagi akan pulang ke rumah, ia malu dan merasa bersalah.

Membaca surat itu, aku merasa benci sekali! Ya, “Kamu bukan anakku!”, Kurobek dan kubakar surat itu.

Sebulan kemudian, tepat saat dua minggu sebelum suamiku pulang, aku merasa pusing dan mual. Ya Tuhan, masa sih aku hamil!? Tidak! Ini tidak mungkin!! Aku pun memastikan dengan membeli dan menggunakan tes kehamilan, berdebar-debar aku melihat hasilnya. ASTAGHFIRULLAH! Aku positif hamil! Tidak! Aku menggandung anak dari anakku sendiri!

Aku pun lemas dan sempat sedikit pingsan. Aku menangis tiada henti-hentinya. Apa yang harus kukatakan pada suamiku nanti? Apa yang akan tetangga bilang jika tahu aku ini seorang bu Haji yang hamil hasil hubunganku dengan anak kandungku sendiri? Apa yang akan terjadi! Apa lebih baik aku mati saja!! Tidak aku tidak mau mati! Itu dosa!

Lalu, saat suamiku pulang, aku tutupi semuanya yang telah terjadi selama tiga bulan ini. Aku pura-pura menangis karena Roni belum pulang-pulang sudah dua minggu. Lalu aku dan suami sempat lapor ke polisi. Di tengah-tengah itu, aku juga pura-pura merasa kangen dengan kedatangan suamiku dan mengajaknya melakukan hubungan suami istri sesering dari biasanya. Suamiku heran, namun ia maklum, ya yang pikirnya, biasanya aku dan dia berhubungan seminggu sekali, ini tidak melakukannya dalam tiga bulan lamanya. Sudah pasti wajar jika aku selalu minta berhubungan terus.

Dua minggu setelahnya, aku mengaku hamil. Suamiku kaget, loh, khan menggunakan kondom? Kok bisa. Aku bilang saja, mungkin saja jebol. Khan wajar karena kondom tidak akurat 100%. Suamiku pun mengangguk setuju. Cuma ia hanya khawatir apakah aku tidak apa-apa umur segini hamil lagi. Akupun meyakinkan dia tidak apa-apa, walaupun hatiku meringis dan menangis karena mengingat bayi ini hasil hubunganku dengan anakku. Tidak! Anakku yang memperkosa aku!!!

“Ma”, sapaan suamiku menyadarkan aku dari lamunanku tentang masa lalu. Aku lihat suamiku sudah siap berangkat ke masjid.
“Ma, aku pergi ke masjid dulu ya, mama biar jaga si kecil yah”, pamitnya.
“Iya pa”, jawabku.

Ya, si kecil ini telah lahir ke dunia. Saat ini ia berada di pangkuanku. Kuperhatikan wajahnya. Mirip sekali dengan Roni, anakku… Oh bukan… Ayah dari anakku.

Lihat Ini Uga Bleh:

Mimpi Jadi Nyata - Kisah Seksualita

Aku tidak jelek. Kulitku tergolong putih dan mulus, tiada noda setitik pun. Wajahku juga termasuk cantik. Yang jadi masalah adalah gendutnya tubuhku ini. Tinggi badanku 170 cm, sementara berat badanku 80 kg.

Kalau hitung-hitungan idealnya, berat badanku seharusnya 60 kg. Berarti berat badanku kelebihan 20 kg. Aku sering berusaha diet agar tubuhku jadi langsing. Tapi gagal dan gagal terus, sehingga aku frustasi sendiri.

Mungkin inilah yang menyebabkanku jadi perawan tua. Usiaku sudah 35 tahun, tapi statusku masih gadis. Padahal secara medis, seorang wanita sebaiknya jangan melahirkan setelah berusia di atas 30 tahun. Berarti kalau pun ada yang mau menikahiku, masa untuk punya keturunan sudah lewat.

Kalau ingat semuanya itu sedih sekali hatiku. Karena aku seolah-olah sudah menerima vonnis agar jangan mengharapkan bisa bahagia di masa tuaku kelak. Sedangkan ibuku sudah meninggal pada waktu aku berumur 15 tahun, sedangkan ayahku tidak mau menikah lagi. Sehingga aku tidak punya tempat curhat, karena aku sungkan bicara terbuka pada ayahku.

Tapi aku tak mau tenggelam dalam kesedihan. Aku selalu berusaha mencari kegiatan yang bisa membuatku lupa pada masalah pribadiku. Sayangnya teman-teman seangkatanku sudah menikah semua. Bahkan hampir semua sudah punya anak. Tinggal aku sendiri yang masih tetap melajang.

Aku memang sudah patah semangat. Biarlah, kuanggap takkan ada yang mau menikahiku. Kalau pun ada, mungkin sudah merupakan suatu keajaiban.

Namun ada yang terus-terusan mengganjal di batinku. Masalah seks ! Rasanya tidak terlalu dini untuk cewek seusiaku sering memikirkan hal yang satu itu. Bahkan mungkin sudah terlambat. Tapi mending terlambat daripada tidak.

Ya. Kalau aku sudah membayangkan yang satu itu, aku jadi bingung sendiri dan tak tahu lagi apa yang harus kulakukan.

Padahal aku sering Mbakton film bokep, baca cerita-cerita dewasa dan dengar dari sana sini tentang nikmatnya hubungan seks dengan pria. Tapi aku hanya bisa membayangkannya. Karena belum pernah merasakannya. Yang jelas ada hasrat di batinku, hasrat untuk merasakannya.

Tapi beginilah takdir wanita timur. Sekalipun ada hasrat yang terpendam, aku tak bisa seperti kaum pria yang bisa seenaknya mencari mangsa pelampiasan. Apalagi untuk berstatus belum menikah seperti aku.

Kemelut dan hasrat terpendam ini berlangsung berbulan-bulan. Sampai pada suatu hari, aku teringat pada Robby, anak buah ayahku yang sering datang ke rumah. Aku punya nomor handphonenya, tapi tak pernah memanfaatkannya. Pada hari itu, aku memberanikan diri menelepon pria 26 tahunan itu.

“Lagi ngapain Rob?”

“Ehh…Mbak Emmy….tumben nelepon? Aku lagi di bengkel Mbak. Lagi benerin motor.”

“Sendirian?”

“Iya. Kenapa Mbak? Mau ditemenin?”

“Mau sih…tapi takut istrimu ngambek.”

“Hahaha…masa nemenin putri bossku ngambek?”

“Tapi aku pengen ditemaninnya seharian. Bisa gak?”

“Siap Mbak. Tapi harus di hari libur.”

“Minggu mendatang ini gimana?”

“Boleh.”

“Tapi hanya kita berdua saja Rob. Jangan ngajak sapa-sapa. Dan jangan bilang-bilang sama Papa.”

“Iya…iya…mau ditemenin ke mana?”

Aku lalu menyebutkan salah satu daerah wisata di dekat kotaku.

“Ke sana harus pake mobil Mbak.”

“Iya, pake taksi aja. Nanti kujemput di tempat yang sudah ditentukan. Deal?”

“Deal…tapi aku lagi bokek Mbak. Pas tanggung bulan nih.”

“Semua aku yang tanggung Rob. Santai aja.”

“Oke deh kalau gitu. Jam berapa berangkatnya?”

“Lebih pagi lebih baik. Biar jangan kemalaman pulangnya.”

Pada hari Minggu yang sudah dijanjikan, jam 9 pagi aku dan Robby sudah duduk-duduk berdua di gubuk beratap ijuk dan berada di dekat air terjun. Suasana masih sepi, maklum massih pagi. Dalam perjalanan aku belum bicara apa-apa. Karena aku tak mau sopir taksi mendengar masalah yang harus dirahasiakan ini.

“Rob…tau nggak kenapa aku ngajak ke sini?” tanyaku setelah belasan menit menikmati indahnya pemandangan di sekitar air terjun ini.

“Mungkin di rumah Mbak lagi jenuh, lalu ingin refreshing di sini,” sahut Robby sambil menyalakan rokoknya.

“Bukan Rob. Aku butuh bantuanmu, please…”

“Dibantu dalam soal apa Mbak?” Robby menatapku. Hmm…memang ganteng anak buah ayahku ini. Rasanya aku tak salah pilih meski aku tahu dia sudah beristri.

“Ini sangat rahasia Rob. Maukah kamu berjanji untuk tidak menyampaikan hal ini kepada siapa pun?”

“Iya Mbak, saya janji…” Robby mengangguk-angguk. Lalu mengepulkan asap rokok dari mulutnya.

Aku sendiri suka merokok. Karena itu kukeluarkan rokok mentholku dari tas kecilku, untuk menenangkan diri, karena aku akan mengucapkan kata-kata yang terlalu penting buatku.

Setelah menyalakan rokok dan mengisapnya dalam-dalam, aku memegang pergelangan tangan Robby sambil mendekatkan mulutku ke telinganya. Dan berkata setengah berbisik, “Aku ingin merasakan hubungan seks, Rob…please Rob….kamu bisa kan?”

Robby tersentak, pasti kaget dan tak menyangka kalau aku mau membicarakan masalah itu.

“Mbak becanda apa serius?” Robby menatapku, masih dengan tatapan sopan, karena aku ini putri bossnya.

“Serius Rob. Umurku sudah tigapuluhlima tahun. Wajar kan kalau aku ingin merasakannya?”

“Emangnya Mbak belum pernahsama sekali?”

“Belum Rob. Jangankan hubungan seks. Ciuman aja belum pernah. Sumpah deh. Tadinya aku mempertahankan kesucianku, untuk suamiku di malam pertama. Tapi sampai hari ini belum juga ada yang mau nikah dnganku. Makanya kupikir tak ada gunanya menahan-nahan diri lagi. Biarlah virginitasku buat kamu saja Rob.”

“Tapi Mbak kan tahu, aku sudah punya istri.”

“Biar saja. Aku gak minta dikawin kok. Aku hanya ingin merasakan hubungan seks aja. Ingin banget…..”

Suasana saat itu masih tetap sepi. Biasanya jam 12 mulai banyak pengunjung yang ingin refreshing di tempat yang sejuk dan indah ini.

Robby terdiam. Tapi tangannya tidak diam. Mulai mengelus betisku. Membuatku merinding syur. Ih, belum apa-apa sudah dag-dig-dug gini. Kubiarkan saja tangannya menyelinap ke balik gaun putihku, menyelusuri pahaku sampai ke pangkalnya. Mungkin memang harus seperti itu awalnya.

Dan tanpa basa-basi lagi tangan Robby menyelinap ke balik celana dalamku. Tetap kubiarkan. Bahkan aku ingin diperlakukan seperti itu. Maka kurasakan jemarinya mulai mengelus-elus jembut dan bibir kemaluanku…oooh…baru dielus jari saja sudah terasa enaknya. Maka kubiarkan saja semuanya itu terjadi. Dengan hasrat semakin menggila.

“Kita tak mungkin bisa melakukannya di sini Mbak,” kata Robby setengah berbisik, “Kalau kelihatan orang lain kan bisa heboh.”

“Ya iyalah,” sahutku sambil menahan tangan Robby agar jangan menjauh dulu dari vaginaku, karena elusannya geli-geli enak. Dan ini pertama kalinya vaginaku disentuh tangan pria.

“Emang aku gak ngajak di sini. Di situ kan ada hotel, jalan kaki sepuluh menit juga sampai,” kataku sambil menunjuk ke arah selatan, “Nanti di sana aja mainya. Tapi oooh…jangan cabut dulu tanganmu Rob…elusanmu kok enak sekali….”

Sebagai jawaban, Robby mengangsurkan bibirnya ke bibirku sambil bertanya, “Beneran belum pernah dicium?”

“Bener Rob…ngapain aku bohong..” sahutku sambil membiarkan bibirnya makin dekat dan makin dekat ke bibirku. Lalu ia melumat bibirku, sementara tangannya tetap mengelus vaginaku, sehingga aku terkejang-kejang dalam perasaan yang indah dan nikmat.

Tapi lalu kubayangkan alangkah indahnya kalau semua ini dilakukan di dalam kamar tertutup, sehingga aku dan Robby akan bebas melakukan apa saja.

“Ayo Rob…kita ke hotel aja yok,” kataku sambil mencium pipi Robby.

Robby mengangguk dan mengeluarkan tangannya dari balik celana dalamku.

Kami tinggalkan gubuk yang sengaja dibangun oleh dinas parawisata itu, kemudian menuju hotel yang tak jauh dari pintu masuk ke taman itu. Sebuah hotel kecil tapi bersih, membuatku senang cek ini di situ. Kamarnya tidak besar. Hanya berisi satu tempat tidur besar dan kursi dua buah. Ada juga cermin besar di dinding dan disediakan dua helai handuk bersih berikut sabun mandi.

Berbeda dengan waktu di dekat air terjun tadi, setelah berada di dalam kamar hotel itu Robby jadi agressif. Begitu masuk ke dalam kamar dan setelah menguncikan pintunya, dia langsung menerkamku. Memelukku dengan ciuman ganas di bibir dan leherku.

Ini memang yang kuinginkan. Tapi aku tak tahu cara membalasnya. Aku hanya memeluknya dengan penuh hasrat, dengan jantung berdegup kencang dan membayangkan apa yang akan terjadi dengan benak penuh tanda tanya.

“Buka ya bajunya, biar jangan kusut,” kata Robby sambil mencium pipiku dengan bibir terasa hangat.

Aku mengangguk sambil tersenyum. Walaupundengan malu-malu kutanggalkan gaun dan underwearku, sehingga tinggal CD dan BH saja yang masih melekat di tubuhku.

“Hmmm…ternyata tubuhmu mulus banget Mbak,” kata Robby sambil mengelus perutku.

“Mulus tapi gendut…” kataku.

“Ah…gak seberapa gendut…malah tampak seksi gini….” Robby melepaskan kancing BHku yang bernomor 40.

“Wow…ini baru toge…” kata Robby setelah menanggalkan behaku. Lalu meremas buah dadaku yang besar ini dengan lembut.

“Kok kamu sendiri masih pakaian lengkap gitu? Buka juga dong biar adil,” kataku sambil melepaskan kancing baju kausnya, kemudian ia sendiri yang menanggalkannya. Disusul dengan pelepasan celana denimnya yang berwarna biru gelap.

Robby malah bertindak lebih cepat. Ia menanggalkan segala yang melekat di tubuhnya. Sehingga ia duluan telanjang bulat. Yang membuatku berdebar-debar adalah ketika melihat penisnya yang tampak sudah keras, mengacung dengan gagahnya. Aku tidak tahu apakah penis Robby itu tergolong besar atau kecil, panjang atau pendek, entahlah…karena baru sekali itu aku melihat penis dalam kenyataan (kalau nonton dari film-film bokep sih sering).

Ketika Robby naik ke atas tempat tidur, aku tak kuat lagi menahan hasrat, ingin memegang penisnya yang tampak sudah tegang itu.

“Ini harus diapain Rob?” tanyaku lugu sambil menggenggam penis Robby yang memang sudah keras dan hangat itu.

“Ya dimasukin ke dalam memek Mbak nanti…makanya buka dong celana dalamnya biar leluasa…” sahut Robby sambil menurunkan celana dalamku dengan hati-hati. Sedikit demi sedikit kemaluanku mulai terbuka….lalu terbuka sepenuhnya setelah celana dalamku dilemparkan ke dekat bantal oleh Robby.

“Hmm…kebayang…memek perawan pasti enak,” kata Robby sambil mengelus-elus jembutku yang kubiarkan tumbuh liar dan lebat sekali.

Kemudian Robby mendorong dadaku dengan lembut, supaya aku merebahkan diri di tempat tidur yang lumayan besar ini. Aku pun manut saja. Bahkan kataku, “Aku ikuti instruksi kamu aja Rob. Jangan diketawain ya…soalnya aku masih bodoh banget. Anggap aja sekarang ini aku cuma anak TK.”

“Santai aja, Mbak…kita lakukan secara smooth and clear…tapi bagaimana kalau Mbak hamil nanti?”

“Wah, jangan bikin hamil dong. Aku gak akan nuntut apa-apa, asal jangan sampai hamil aja.”

“Berarti padaa waktu mau ejakulasi, harus dicabut dan dilepaskan di luar.”

“Terserah…pokoknya asal jangan hamil aja. Kamu tentu lebih pengalaman dalam soal itu.”

“Iya, tenang aja. Aku jamin takkan hamil. Tapi besok-besok kalau mau aman, pasang alat KB aja di dokter. Bilangnya sudah punya suami gitu. Jangan ngaku masih lajang.”

“Oke….” sahutku dengan senyum.

Robby rebah di sampingku, saling berhadapan dan mulai asyik mempermainkan payudaraku. Mula-mula cuma diremasnya dengan lembut. Lama kelamaan ia mulai mengulum pentilnya, terasa disedot-sedot seperti anak kecil menyusu pada ibunya. Tapi ujung lidahnya terasa bergerak-gerak, menyapu-nyapu pentil payudaraku yang sangat montok ini. Aku jadi geli-geli enak dibuatnya.

Dan jarinya merayap ke bawh, ke arah vaginaku lagi. Mungkin melanjutkan yang terhenti di dekat air terjun tadi. Tapi…oh…elusannya di bibir kemaluanku…lalu elusan di clitorisku ini…benar2 membuatku mengejang-ngejang dalam nikmat yang luar biasa. Baru dimainkan dengan jemari saja sudah begini enaknya, apalagi kalau penisnya sudah dimasukkan…oooh…aku tak sabar lagi untuk merasakannya. Tapi aku harus menahan diri agar acaranya tidak kacau, karea aku belum mengerti apa-apa.

Tak lama kemudian ia minta agar aku menelentang. Pikirku sudah mau memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Tapi ternyata tidak. Ia malah menciumi pusar perutku. Lalu menurun ke arah kemaluanku.

Aku terkejut ketika ia mulai menciumi kemaluanku. Tapi lalu teringat film-film bokep yang pernah kutonton dari laptopku. Karena itu aku diam saja, karena mungkin seharusnya seperti itu. Maka aku pun menurut saja ketika kedua pahaku disuruh agar direntangkan selebar mungkin. Menuruti perintahnya dengan jantung semakin deg-degan.

LAlu aku diam saja sambil menatap langit-langit kamar hotel. Dan tiba-tiba aku merasa sesuatu yang geli luar biasa, tapi gelinya geli enak. Rupanya Robby mulai menjilati vaginaku. Oh, ini edan banget enaknya. Terlebih ketika kurasakan jilatannya terpusat di kelentitku, oooh..aku mulai tak bisa menahan rintihan-rintihan histerisku, “Rooob…ooooh…kok enak banget Rob….oooh….iya Rob…terus Rob….iya clitorisnya enak sekali….kamu edan Rob…kamu pandai banget Rob…..oooh….addduuuh….”

Aku menggeliat-geliat dalam arus nikmat yang luar biasa. Sekujur tubuhku seolah dialiri arus listrik yang membuatku berdenyut dari ujung kaki sampai ke ubun-ubun. Bahkan tak lama kemudian aku merasakan liang vaginaku berkedut-kedut….dan aku merasa seperti melesat ke angkasa, lalu jadi takut jatuh…membuatku merintih, “Rooobiiiii….oooooh….”

Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi saat itu. Belakangan lalu tahu bahwa itu yang disebut orgasme.

Saat itu yang aku tahu, Robby seperti sengaja ingin membuat vaginaku basah sebasah-basahnya. Bukan hanya lendirku sendiri yang membasahi vaginaku, tapi juga air liur Robby yang begini banyaknya.

Kemudian Robby naik dan menelungkup di atas dadaku sambil mengarahkan moncong penisnya ke mulut vaginaku. “Sengaja kubikin becek dulu, supaya tidak sakit waktu penetrasi,” katanya sambil berusaha meletakkan penisnya di tengah-tengah mulut vaginaku. Kemudian aku rasakan desakan penisnya, membuat napasku tertahan.

“Pahanya lebih direnggangkan lagi Mbak,” kata Robby yang kuturuti juga.

Lalu terasa desakan penis Robby…kuat sekali….aaah…mulai membenam sedikit. Aku makin merenggangkan pahaku supaya Robby tidak kesulitan membenamkan batang kemaluannya.

Aku sering mendengar betapa sulitnya menerobos kegadisan di malam pertama, malah katanya ada yang sampai seminggu baru berhasil. Tapi Robby tidak seperti itu. Aku merasakan sedikit demi sedikit batang kemaluannya membenam ke dalam liang vaginaku. Tapi dia tidak mendorong langsung sampai tuntas, melainkan digeser-geser dulu, lalu makin lama makin dalam masuknya.

“Sakit?” tanyanya ketika kurasa ada yang sedikit perih di dalam vaginaku. Mungkin karena selaput daraku (hymen) sudah tertembus penis Robby.

“Sakit sedikit….” sahutku.

“Tahan ya sakitnya…hanya pertama kali ini saja terasa agak sakit, nantinya sih gak sakit lagi.”

“Iya….aku kuat nahan sakit kok…tuntaskan aja Rob,” sahutku sambil mencumi hidung dan mata Robby .

Lalu desir-desir nikmat itu makin lama makin nyata ketika penis Robby mulai menggelusur-gelusur di dalam liang vaginaku. Oh, pantaslah orang bilang bersenggama ini laksana berada di surga dunia. Aku mulai merasakannya kini, ketika Robby mulai menggerakkan penisnya secara teratur…masuk semakin dalam, ditariklagi, didorong lagi…oooh…ini luar biasa nikmatnya…sehingga rintihan-rintihan nikmatku berlontaran begitu saja : “Rob…oooh…Rob…enak sekali Rob….oooh….Rob…iya Rob….enak Rob….oooh….”

Robby mendekap leherku sambil berbisik, “Memek Mbak juga enak banget…wah..ini bener-bener memek perawan…luar biasa enaknya Mbak….”

Aku tidak tahu apakah ucapannya itu keluar dari kejujurannya atau hanya ingin menyenangkan hatiku. Yang jelas tanganku meremas-remas rambut Robby sampai kusut masai, karena menahan geli-geli enaknya enjotan penis Robby yang berada di dalam jepitan liang kemaluanku.

Robby pun mulai ganas melumat bibirku sambil meremas-remas buah dadaku dengan agak keras, sementara penisnya tetap mengenjot liang kemaluanku. Oh, ini nikmat sekali. Sehingga aku sering terpejam-pejam dibuatnya. Batinku seolah melayang-layang di langit ketujuh. Luar biasa indah dan nikmatnya.

Saat itu aku belum tahu apa yang sedang terjadi ketika tiba-tiba saa sekuur tubuhku mengejang di puncak kenikmatanku, kemudian bagian dalam vaginaku terasa berkedut-kedut, lalu seperti ada yang mengalir di dalamnya. Sekarang aku tahu bahwa saat itu aku sedang mengalami puncak orgasme. Puncak dari segala kenikmatan dalam bersenggama.

Entah berapa kali aku mengalami hal itu. Yang jelas keringat Robbi mulai berjatuhan di tubuhku. Terasa makin lama makin hangat. Tapi aku tak peduli lagi dengan semuanya itu, kecuali satu hal..bahwa enjotan batang kemaluan Robby luar biasa enaknya. Membuatku terkadang memejamkan mata dengan mulut ternganga, terkadang melotot dan menahan napas dalam syur.

Sampai pada suatu saat, tiba-tiba saja Robby mencabut batangg kemaluannya, kemudian bergegas naik ke atas perutku, sambil memegang penisnya yang sudah berlumuran lendirku.

Lalu terdengar ia mendengus panjang. Dan moncong penisnya menyembur-nyemburkan cairan kental hangat ke buah dadaku, ke leherku dan ke pipiku.

Aku sudah dapat menduga bahwa itu air mani Robby. Gilanya aku malah senang dada dan mukaku disemproti cairan kental itu. Bahkan yang di pipi kuusap dan kujilati dari telapak tanganku.

Robby pun mencium keningku disusul dengan bisikan hangat, “Mbak sangat memuaskan….”

“Masa sih?” aku bangkit dan meraih handuk yang disediakan oleh hotel. Kuseka keringatku yang telah bercampur aduk dengan keringat Robby. Ketika melirik ke arah seprai, kulihat ada genangan darah yang sudah muai mengering. Hmm…itulah darah perawanku.

Aku sudah menjadi wanita yang lengkap, yang benar-benar dewasa. Aku tidak menyesalinya, bahkan hatiku bahagia sekali. Maka dengan mesra kupeluk Robby diiringi bisikan, “Terimakasih Rob. Sekarang aku benar-benar sudah menjadi wanita yang dewasa. Aku bahagia sekali.”

“Terimakasih juga Mbak. Karena Mbak sudah mempercayakannya padaku. Selain daripada itu, aku mengalami kepuasan yang luar biasa,” sahut Robby disusul dengan kecupan hangat di bibirku.

“Kalau dibandingkan dengan istrimu pasti aku gak ada apa-apanya kan?”

“Gak Mbak. Mungkin karena dengan istri seolah hanya menunaikan kewajiban saja. Sudah terlalu hapal seluk beluknya. Tapi dengan Mbak barusan, luar biasa. Sebenarnya Mbak ini seksi banget. Bodoh juga cowok-cowok yang tidak mau sama Mbak.”

MINGGU itu benar-benar Minggu yang indah dan mengesankan. Di hari itu aku sudah menjadi wanita yang lengkap, meski belum bersuami. Setelah berada di rumah, sampai larut malam aku tak bisa tidur. Bukan karena resah, melainkan sebaliknya. Asyik mengenang keindahan yang terjadi siang harinya.

Robby memang penuh kelembutan dan sangat berhati-hati memperlakukanku. Waktu kutanya, benarkah pengantin baru bisa 5 kali bersetubuh di malam pertamanya, Robby menjawab, “Memang benar. Tapi aksi seperti itu menyiksa wanitanya. Karena luka di vaginanya belum kering, lalu dihajar lagi terus-terusan. Aku gak mau seperti itu. Aku ingin luka di vagina Mbak mengering dulu. Kalau sudah benar-benar sembuh, ayo kita habis-habisan. Aku punya banyak cara untuk memuasi Mbak nanti. Santailah dulu. Sembuhkan dulu luka di vagina Mbak. Nanti kita ketemuan lagi. Gak usah jauh-jauh ke sini…di dalam kota juga banyak hotel yang bisa kita pakai. Jadi gak buang-buang waktu di jalan.”

Aku setuju pada pendirian Robby itu. Aku akan bersabar sampai perih di vaginaku lenyap. Lalu habis-habisan menikmati keindahan berhubungan badan dengan Robby lagi.

Hanya dalam dua hari perih di dalam vaginaku hilang. Tapi lalu ada gatal-gatal. Mungkin karena luka yang sudah mengering biasa menimbulkan gatal. Tapi gilanya, aku bayangkan gatal-gatal ini pasti enak sekali kalau digesek oleh penis Robby. Dengan kata lain, aku ingin disetubuhi oleh anak buah ayahku itu.

Aku mencoba meneleponnya. Tapi ternyata dia sedang di luar kota, bersama ayahku.

O, kecewanya hatiku. Tapi di telepon tadi aku tidak berterus terang bahwa sebenarnya aku ingin digaulinya lagi. Percuma kukatakan juga, karena dia sedang mendampingi ayahku di luar kota. Mungkin dua atau tiga hari lagi baru pulang, karena ayahku juga bilang begitu.

Tapi khayalan tentang nikmatnya kalau vaginaku yang agak gatal ini digesek oleh penis….ah…makin lama makin menggila. Sehingga aku resah sendiri di dalam kamarku.

Seperti orang kesurupan, aku telanjang di dalam kamarku. Kupandang bayangan sekujur tubuh bugilku di cermin besar yang ada di lemari pakaianku. Lalu kuremas-remas sepasang buah dadaku yang sangat montok ini. Kuelus kemaluanku yang berbulu sangat lebat ini. Aaaah…seandainya tangan yang menyentuh kemaluanku ini bukan tanganku sendiri….seandainya ada seorang lelaki yang menyentuhku malam ini….aaaah….seandainya malam ini ada seorang lelaki yang mau menggelutiku, mengelus kemaluanku, meremas buah dadaku…lalu memasukkan penisnya ke celah vaginaku…alangkah indahnya kalau khayalanku ini menjadi suatu kenyataan.

Bermenit-menit aku tenggelam di dalam khayalanku. Tiba-tiba aku teringat Seno, anak muda yang tugasnya mengurus taman, kolam dan membersihkan mobil ayahku. Kenapa aku baru berpikir sekarang mengenai orang itu?

Ya, di rumahku hanya ada tiga orang malam ini, Bi Iyem yang sudah tua itu, Seno dan aku sendiri.

Bi iyem yang sudah tua itu tidak kupikirkan. Yang menyelinap ke dalam pikiranku adalah Seno itu. Cowok 22 tahunan itu sudah hampir setahun bekerja di rumahku. Menurutku, dia tidak jelek. Lumayan lah. Kenapa baru sekarang aku memperhitungkannya? Bukankah biasanya aku jutek-jutek aja padanya?

Lalu kukenakan gaun tidurku yang putih dan transparant, tanpa mengenakan apa-apa lagi di dalamnya. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Bi Iyem sudah tidur, seperti biasa. Tapi pintu kamar Seno masih terbuka. Aku lalu melangkah ke arah pintu yang terbuka itu.

Sesampainya di depan pintu yang terbuka itu, kulihat Seno sedang menyisiri rambutnya yang agak gondrong. Tampak kelimis. Mungkin baru selesai mandi, karena biasanya dia suka mandi malam-malam.

“Seno…malam ini kamu tidur di kamarku ya,” kataku, “aku lagi takut tidur sendiri. Kemaren juga mimpiku serem banget.”

Seno kaget, memandangku sesaat. Tapi lalu mengangguk, “Ba…baik Mbak.”

Lalu ia menggulung tikar yang terhampar di dekat dipannya.

“Buat apa tikar itu?” tanyaku heran.

“Buat tidur saya Mbak,” sahutnya sopan.

“Gak usah. Nanti tidur di tempat tidurku aja. Tempat tidurku kan gede banget. Ngapain bawa-bawa tikar segala,” kataku sambil kembali ke kamarku.

Sesaat terkilas pertentangan di dalam batinku : Apakah aku tidak salah? Pembantuku sendiri mau dijebak agar mau menggauliku? Di mana letak harga diriku? Ahhh…persetan dengan segala harga diri ! Bukankah Seno juga manusia? Bukankah aku sedang sangat membutuhkan lelaki malam ini? Ya, yang penting lelaki ! Lelaki yang lengkap dengan kejantanannya !

Tak lama kemudian Seno masuk ke dalam kamarku, dengan mengenakan kaus oblong dan sarung. Mudah-mudahan sarungnya tidak bau. Tapi yang aku tahu, dia menjaga kebersihan juga, meski statusnya cuma seorang pembantu di rumah ini.

“Kamu bisa mijet No?” tanyaku ketika Seno masih berdiri canggung di dekat tempat tidurku yang luas dan ditutupi bad cover bercorak bunga lotus.

“Mijet asal-asalan sih bisa Mbak.”

“Yang penting urut-urut aja, badanku pegel-pegel,” kataku sambil mengambil baby lotion dari meja riasku.

“Baik Mbak,” katanya sambil menerima botol lotion itu.

Aku pun lalu telungkup di atas tempat tidur. “Sarungmu lepasin dulu gih…gak enak lihatnya,” kataku, “Nanti kalau mau tidur sih ada selimut buatmu.”

“Ba…baik Mbak…tapi…tapi saya cuma pake celana dalam. Saya mau pake celana panjang dulu ya Mbak.”

“Gak usahlah. Buang-buang waktu aja. Laki-laki kan gak usah tertutup-tutup banget. Anggap aja di kolam renang. Hihihi…”

“I..iya Mbak…yang mau dipijet apanya Mbak?” Seno melepaskan sarungnya, sehingga tinggal mengenakan celana dalam dan kaus oblong aja, lalu duduk di pinggiran tempat tidurku.

“Semuanya lah. Dari kaki sampai kepala.”

“Ba..baik Mbak…”

Lalu terasa Seno mulai memijit-mijit telapak kakiku. “Enak juga pijetanmu No. Belajar dari mana?”

“Ah asal-asalan aja Mbak. Dulu waktu kecil suka disuruh pijetin ayah saya…”

“Terus naik ke atas,” kataku sambil menyingkapkan gaun tidurku sampai ke paha.

“Iya Mbak,” sahutnya sambil membalurkan lotion ke betisku.

“Yang agak kuat ngurutnya ya,” kataku.

“Iya Mbak,” sahutnya. Lalu tangannya mulai mengurut-urut betisku. Dan aku justru membayangkan sedang dipijat oleh Robby. Tapi Seno setelah tangannya berada di lipatan lutut, seperti ragu memijat ke arah paha, sehingga aku harus memberi instruksi yang jelas, “Ayo terus ke atas. Justru yang pegel di pangkal pahaku, No.” Kusingkapkan gaun tidurku sampai ke pinggangku. Padahal saat itu aku tidak mengenakan beha maupun celana dalam. Maka pastilah sekujur pantatku dilahap oleh mata Seno.

“Iya Mbak,” sahut Seno dengan suara agak terengah. Pasti karena melihat pantat besarku yang tak tertutup apa-apa lagi. Bahkan sebagian jembutku pasti ada yang nyembul di pantatku, karena memang lembutku lebat sekali tanpa pernah dicukur.

Sambil menelungkup kuamati perilaku Seno, dengan mata disipitkan seolah-olah sedang terpejam.

Dia mengurut pahaku dengan mulut ternganga. Dan kulihat di celana dalamnya ada yang menonjol. Ah, rasanya aku tak sabar lagi, ingin memegang yang berada di balik celana dalam itu. Tapi aku harus menahan diri dulu. Aku harus yakin dulu bahwa dia mau kuajak bersetubuh.

Ketika tangan Seno mulai memijati buah pinggulku, aku mulai menyelidikinya, “Kamu pernah main sama cewek, No?”

“Ma…main gimana Mbak?”

“Bersetubuh, gitu…pernah kan?”

“Hehehe…pernah, di kampung saya dulu, waktu baru umur tujuhbelas.”

“Sama siapa?”

“Sama janda Mbak. Sekarang dia malah sudah nikah, dijadikan istri ketiga sama bandar tembakau.”

“Sering kamu main sama janda itu?”

“Gak terlalu sering…kalau dihitung-hitung, paling juga baru lima kali.”

“Enak gak maen sama janda itu?”

“Mmm…ya enak Mbak…tapi sudah lama sekali, sudah lupa rasanya.”

Aku tersenyum sendiri mendengarnya. Dan aku semakin tak sabar, rasanya ingin sekali liang vaginaku digesek dan dienjot oleh batang kemaluan lelaki. Lalu aku membalikkan badan, menelentang sambil menarik gaunku sampai ke perut. “Ininya pijit tapi jangan terlalu keras,” kataku sambil menunjuk ke pangkal pahaku.

“I…iya Mbak…pa…pakai minyak ini juga?” sahut Seno tergagap, pasti gugup karena melihat kemaluanku yang berjembut lebat liar ini.

“Iya,” sahutku sambil mengamati bagian yang menonjol di balik celana dalamnya itu.

Sebenarnya saat itu aku juga gugup. Tapi aku bisa menguasainya. Bahkan kurentangkan sepasang pahaku lebar-lebar, biar dia bisa mengamati kemaluanku sepuasnya. Lalu kutarik tangannya yang baru saja dibasuh dengan baby lotion, kuletakkan telapak tangan itu di kemaluanku sambil berkata binal, “Ini urutnya yang lembut ya.”

“I…iya…ininya diurut juga Mbak?” ucap Seno dengan suara hampir tak terdengar, sementara tangannya terasa gemetaran.

“Iya,” sahutku sambil menjulurkan tanganku ke arah celana dalam Seno. Dan kupegang bagian yang menonjol itu. Hihihi…benar-benar sudah ngaceng. Dan Seno terkejut. Terlebih lagi waktu aku menyelinapkan tanganku ke balik celana dalamnya, karena aku ingin memegang penisnya tanpa terhalang celana dalam lagi.

Seno gelagapan. Tapi dengan senyum binal aku berkata, “Ya sudah, kamu elus memekku, aku elus kontolmu yang udah ngaceng ini, biar adil kan?”

“I…iya Mbak…ta…tapi…duuuh…perasaan saya jadi gak bener nih…” kata Seno sambil berusaha mengikuti perintahku, mulai mengelus-elus kemaluanku dengan tangan yang sudah berlumuran baby lotion.

“Iya begitu ngelusnya, No…enak nih…oooh…” kata-kataku berlontaran begitu saja ketika tangan Seno mengelus bibir kemaluanku, “Masukin jarinya sedikit gak apa-apa No….duuuh…enaknya sih pake kontolmu ini No….” kataku lagi sambil meremas-remas batang kemaluan Seno.

“Ah…ma…masa pake punya saya Mbak….”

“Kamu mau nggak? Kalau mau ya masukin aja kontolmu ke memekku..yang jujur dong kalau jadi cowok…kalau mau bilang mau, kalau gak bilang gak…”

“Ma…mau Mbak…mau…mau…”

“Ya udah masukin aja kontolmu…pasti lebih enak…”

Dengan sikap bersemangat, Seno melepaskan celana dalamnya, lalu menempelkan puncak penisnya di mulut vaginaku.

Aku degdegan juga menunggu semuanya ini, karena tampaknya penis Seno sedikit lebih besar daripada penis Robby. Panjangnya pun melebihi penis Robby.

Karena sudah dilumuri baby lotion, meskipun penis Seno lumayan gede, mudah saja ia mendorongnya sampai amblas ke dalam liang vaginaku.

“Ooooh…sudah masuk No…..ayo mainkan, kenapa didiamkan aja? Entotin aja seperti waktu kamu ngentot janda itu ayo…..nnaaaahhh…gitu No….oooh…enak No….entot terus No…ini enak sekali….”

“Duuuh Mbk….kita jadi bersetubuh ya Mbak…duuuh, punya Mbak masih kecil banget…enak sekali Mbak…”

“Ya iyalah masih kecil. Aku baru satu kali ngerasain dientot. Ini yang kedua kalinya No…”

“Oooh, pantesan masih kecil banget lubangnya….enak sekali Mbak….mmm…”

“Tetekku remas atau diemut dong, jangan dibiarkan nganggur,” kataku sambil menarik gaun tidurku tinggi-tinggi dan kulepaskan sekalian. Sehingga aku kini benar-benar telanjang bulat.

Seno patuh saja pada perintahku. Dia mulai mengentotku sambil meremas-remas buah dadaku, terkadang juga mengemutnya seperti yang dilakukan oleh Robby 3 hari yang lalu.

“Ooooh…enak No…kontolmu gede No…lebih gede daripada punya pacarku…mantap No…iya…oooh…enak banget No…..” ucapku berlontaran begitu saja sambil meremas-remas rambut Seno, terkadang menjambaknya dengan gemas….bukan main nikmatnya.

Seno sendiri tampak sangat menikmati persetubuhan ini. Hmm…namanya kusimpan di hatiku, sebagai cowok yang bisa kuajak bersetubuh kapan pun aku menginginkannya.

“Mbak…nanti kalau sa…saya mau keluar…lepasinnya di mana?” tanyanya terengah-engah.

“Di dalam memekku saja,” sahutku sambil memeluk lehernya dengan gemas. Aku memang tak takut hamil lagi. Karena kemarin aku sudah dipasangi alat KB oleh dokter. Aku mengaku pengantin baru yang belum mau punya anak. Maka dipasanglah alat KB, yang membuatku leluasa bersetubuh dengan cowok yang kuinginkan, tanpa takut hamil.

Dan memang waktu bersetubuh dengan Seno ini aku ingin tahu bagaimana rasanya waktu air mani pria menyembur di dalam liang vaginaku.

Pada waktu Seno sedang asyik mengayun batang kemaluannya, aku masih sempat menarik kaus oblongnya agar terlepas dari tubuhnya, supaya sama-sama telanjang bulat. Lalu kudekap pinggangnya erat-erat, sambil berusaha menggoyang-goyang pinggul dengan gerakan seadanya, karena aku belum berpengalaman dalam menggoyang pinggul. Yang penting jangan diam seperti gebok pisang aja.

Tapi baru kira-kira seperempat jam berlangsungnya persetubuhan ini, tiba-tiba Seno melenguh, “Oooh…Mbak…saya sudah mau keluar….”

Aku agak heran, karena aku belum mencapai orgasme, justru sedang enak-enaknya disetubuhi oleh Seno. Dan tiba-tiba saja ia mendesakkan batang kemaluannya sedalam-dalamnya…kemudian terasa ada cairan hangat menyembur-nyembur di dalam liang kewanitaanku. Oh, ini nikmat sekali. Tapi sayangnya, aku belum mencapai orgasme.

“Kok cepat sekali kamu meletusnya?” bisikku ketika kurasakan penis Seno jadi mengecil dan melemah.

“Iya Mbak,” Seno mengangguk malu-malu, “Maklum sudah lama sekali tidak merasakan. Tapi asal Mbak mau, dalam semalam ini saya kuat sampai lebih dari 5 kali. Biasanya yang kedua lebih lama. Yang ketiga jauh lebih lama lagi….”

“Ohya?” aku tersenyum, “Nanti buktikan ya. Aku mau nyoba sesering mungkin malam ini. Tapi ingat, ini rahasia No. Jangan sampai Papa tau. Bi Iyem juga jangan dikasihtau.”

“Tentu saja Mbak. Kalau Bapak tau, wah…saya bisa diusir dari sini.”

Ketika penis Seno dicabut, terasa ada yang mengalir dari vaginaku. Pasti itu air mani Seno. Aku pun turun mengambil handuk kecil dari lemariku. Kulap vaginaku, kemudian handuknya diberikan kepada Seno sambil menyuruhnya melap penisnya yang berlepotan lendir. Aku sendiri melangkah ke kamar mandi di dalam kamarku. Kusemprot vaginaku dengan air hangat shower. Kemudian menyabuninya dan membilasnya sampai bersih. Lalu kuambil salah satu handuk yang terlipat di dinding kamar mandi. Kubelitkan ke badanku dan kembali ke ruang tidur.

Kulihat Seno sudah duduk di karpet sambil menonton televisi yang sejak tadi tidak dimatikan, hanya suaranya dipelankan sekali. Ada rasa iba, kasihan bercampur sayang menjalar di dalam batinku. Karena itu aku tidak menegurnya meski kulihat dia sudah memakai sarung lagi.

Tiba-tiba aku ingat bahwa di dalam dvd player yang tersambung ke televisi itu masih ada film bokep yang belum jadi kutonton. Maka kuambil remote control TV dan DVD player.

Begitu layar LCD televisiku menayangkan isi DVD, Seno menoleh padaku yang menonton sambil rebahan di tempat tidurku.

“Waduh, filmnya seru Mbak,” katanya ketika melihat layar televisi mulai memperagakan dua orang cowok sedang berdiri, di tengahnya ada cewek sedang duduk di kursi kecil sambil memegang penis kedua cowok itu.

Lalu tampak cewek itu mulai disetubuhi sama lelaki yang satu, sementara lelaki yang lainnya tampak asyik karena penisnya diemut oleh cewek itu.

“Wah, ceweknya pasti keenakan. Kenyang banget tuh, bisa dapet dua cowok sekaligus,” kata Seno lagi.

“Sini nontonnya No, jangan di bawah gitu duduknya,” kataku sambil menarik tangannya.

Seno patuh saja. Naik lagi ke atas termpat tidurku setelah meletakkan sarungnya di lantai.

Rupanya celana dalam Seno sudah dipakai lagi. Tapi biarlah, nanti gampang lepasinnya. Mungkin dia memang masih malu-malu, meski sudah menyetubuhiku tadi.

Seno duduk di pinggiran tempat tidur, dengan kaki terjuntai ke lantai seperti duduk di kursi. Aku pun memeluknya dari belakang, dalam keadaan cuma ditutupi handuk yang dililitkan di tubuhku.

Aku yang belum orgasme merasa belum terpuasi. Maka dengan binal tanganku menyelinap ke balik celana dalam Seno. Wow, ternyata batang keemaluannya sudah ngaceng lagi!

“Kamu benar-benar kuat lima kali?” tanyaku sambil meremas-remas penis Seno yang sudah tegang itu.

“Saya kalau lagi kepengen suka dikocok Mbak. Dalam semalam saya bisa ngook sampai tujuh atau delapan kali.”

“Praktekkan malam ini ya,” kataku sambil menyembulkan penis Seno dari celana dalamnya, “tuh sudah ngaceng. Ayo main lagi No. Tapi sekarang kamu di bawah, aku di atas. Pengen nyobain posisi itu.”

Seno tidak membantah sepatah kata pun. Lalu menanggalkan celana dalam dan kaus oblongnya. Aku melepaskan belitan handukku ketika Seno sudah menelentang dalam keadaan sudah sama-sama telanjang bulat.

Meski belum pernah melakukan sebelumnya, aku sudah sering nonton film bokep. Tentu tak sulit bagiku untuk berlutut dengan kedua kaki terletak di kanan kiri pinggul Seno. Lalu kupegang batang kemaluan Seno dan kutempelkan “topi baja”nya di mulut vaginaku. Kuturunkan pantatku dengan hati-hati. Dan…blessss….penis pembantuku itu terasa masuk ke dalam liang vaginaku.

Ini pertama kalinya aku merasakan bersetubuh dengan posisi di atas begini. Tapi aku bisa melakukannya dengan baik. Karena aku sering menonton posisi begini di film-film bokep. Lagian aku sudah tahu prinsip dalam persetubuhan, yang penting penis bisa menggesek-gesek liang kenikmatanku. Mudah sekali mempraktekkannya.

Ketika aku menatap wajah Seno yang berada di bawah wajahku, sekali lagi hatiku dijalari perasaan sayang padanya. Karena meski cuma seorang pembantu, ia bisa menjadi sarana kepuasanku. Maka seharusnya aku berterimakasih padanya, tanpa harus diucapkan, tapi dengan tindakan.

Maka tanpa ragu lagi, ketika aku semakin asyik mengayun pantatku berputar dan naik turun, kulumat bibirnya, yang ternyata disambut dengan lumatan penuh kehangatan juga. Bahkan kedua tangannya meremas-remas bahuku, buah pinggulku dan terkadang buah dadaku yang bergelantungan di atas dadanya pun tak luput dari remasan.

Tapi benar kata orang-orang, bahwa kalau cewek main di atas, biasanya lebih cepat mencapai orgasme.

Belum sampai setengah jam aku mengenjot dari atas, aku tak kuasa lagi menahan puncak kenikmatanku. Lalu seperti orang kesurupan aku menggelepar-gelepar di atas tubuh Seno. “Aku mau keluar No…mau keluar…keluar…oooh..oooh….”

Lalu tibalah aku di titik orgasme yang sangat nikmat. Di saat itulah kucium bibir Seno dengan penuh rasa terimakasih, karena ia telah memberikan kepuasan padaku.

Ternyata Seno itu sesosok cowok yang bisa memuaskan hasratku. Bahkan kalau aku harus bicara jujur, Seno itu lebih memuaskan daripada Robby.

Di malam yang indah itu Seno membuktikan ucapannya. Bahwa ia sanggup bersenggama lebih dari 5 kali dalam semalam.

Di kamar mandi, kami mandi bersama. Dengan telaten ia menyabuni sekujur tubuhku. Dan ketika kutantang untuk bersetubuh lagi, ia mengangguk dengan senyum. Lalu kami bersetubuh lagi untuk ketiga kalinya, sambil berdiri di bawah semburan shower air hangat.

Setelah kembali ke kamar, aku ingin mencoba posisi dogy seperti di film bokep yang sedang kuputar. Seno pun langsung setuju saja. Lalu aku menungging, Seno mengenjotku dari belakang. Ini adalah persetubuhan yang keempat kalinya. Persetubuhan yang kelima, kami lakukan di ruang keluarga, di atas sofa. Tentu saja setelah pintunya dikunci dulu, takut Bi Iyem masuk, karena hari sudah hampir subuh.

Kelihatannya Seno masih mampu untuk menyetubuhiku keenam kalinya. Tapi aku menyerah, letih dan ngantuk.

“Nanti aja kita lanjutin ya. Sekarang kita harus iistirahat dulu,” kataku sambil mengelus rambut Seno.

“Iya Mbak,” Seno mengangguk patuh.

“Tapi ingat No…semuanya itu harus dirahasiakan ya.”

“Tentu aja Mbak.”

Di pagi yang masih gelap itu aku baru mulai merebahkan diri di atas tempat tidur. Dengan batin puas. Puas sekali.

Terdengar suara Bi Iyem dan Seno di luar:

“Lho kamu dari mana No? Pagi-pagi gini sudah ngelayap.”

“Nongkrong di tukang bubur kacang ijo, Bi.”

Ooo, kirain ngelayap ke mana….”

Aku tersenyum sendiri di kamarku. Seno jelas berbohong. Dia bukan habis nongkrong di tukang bubur kacang ijo.Dia habis menggasak “kacang”ku. Hihihihi….

Lihat Ini Uga Bleh: