Puncak Nafsu Vindy - Kisah Seksualita

Tahap perkenalan, namaku Yeman, Aku seorang perantau dari kampung. Kurang etis jika aku sebutkan asalku darimana. Sekarang aku tinggal di Jakarta, menyambung nasib, aku belum berkerja. Sementara ini sibuk mencari pekerjaan buatku yang telah mengantongi sebuah ijazah dari sebuah PTN Negeri.

Dijakarta aku tinggal menumpang dengan orang yang baik padaku, sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah ibu dan seorang anak Gadisnya yang masih SMA kelas 2. Aku disuruh tinggal dirumah mereka pada kamar bagian belakang yang kosong, sekaligus menghuni rumah mereka yang sering kosong karena Tuan dan Nyonya sering kali tidak dirumah. Mereka sibuk mengurus Bisnis Toko Pakaian Mereka dan Bisnis Properti Mereka.

Aku sangat dekat dengan anak gadis mereka, tak jarang anak gadisnya yang bernama Vindy itu minta tolong ini itu sampai membuatkan PR-pun aku sering disuruhnya.

Di suatu malam, Bapak dan Ibu belum pulang, jadi dirumah ada aku dan Vindy saja. Aku tidur-tiduran di kamar sambil bermain sosial media. Melihat twitter yang berisi gambar-gambar dewasa, tiba-tiba VIndy Masuk ke kamarku. Dengan buru-buru aku tutup isi twitter tersebut, tapi bagian bawahku masih saja mengeras di dalam celana pendekku. Vindy yang masuk dengan setelah ala anak Jakarta dirumahan, Tank Top dan Celana yang lebih pendek dari celana ku malahan hampir semua Pahanya yang putih terlihat jelas, disis atas bagian Payudaranya yang sebesar genggaman juga menonjol karena sempitnya tank top yang dia pakai.

" Lagi apa bang" Sapa Vindy.
" Gak ada nih lagi, Tiduran aja dek" Aku menjawab.
Lalu Vindy Ikut menghempaskan dirinya di ranjang tepat disebelahku, dan berbaring diisebelahku. Itulah, kami sudah seperti Saudara, padahal kami tidak memiliki hubungan darah apa-apa.  Mungkin keluarga ini telah anggap aku sebagian dari keluarga mereka.

" Papi- Mami lama banget yang pulangnya nih" Ujar Vindy

" Udah mandi dulu sana dek,keluar dulu lah abang juga mau mandi nih, entar kita sambung ngobrolnya ya" Aku bangkit dari ranjang.
"Ooo abang belom mandi, pantesan bau hehehe" ujar Vindy yang juga bangkit dari ranjang dan melempar handuk padaku. Vindy, menuju keluar kamarku, dan dia juga ingin mandi di kamar mandi lainnya.

Aku beranjak dan berjalan menuju kamar mandi bagian belakang.
***
Aku lagi asik mandi dan menyabuni badanku, tiba tiba aku pintu kamar mandi di gedor.

" Bang disini airnya masih banyak gak?, Air ditempatku habis dan gak nyala ni,sisain buat aku entar, aku belum bilas nih."

" Waduh disini juga tinggal dikit dek, buat abang doang kali ya?"
" Gimana dong bang?"
Lalu Vindy membuka pintu kamar mandi, akupun terkejut. Aku yang bugil langsung menutupi bagian batangku.
"Dek kamu ngapain?, ini abag lagi mandi," aku berkata melihat Vindy yang menggunakan handuk yang hampir basah terkena air sabun karena sabun ditubuhnya belum di bilas.

Vindy langsung menuju ke arah ku, " Wah airnya dikit juga nih bang, Gimana nih mana aku lagi gini lagi"
"Aduh gimana ya dek dibagi mana cukup nih, Yaudah kita bilasan bareng aja"
" Ya udah deh bang, tapi Malu nih," Jawab Vindy.
"Udah ngapain malu-malu, gak akan abang apain kok buka aja handuknya, toh kamu juga udah liat abang gini kan, " tanganku masih menutupi bagian vitalku yang perlahan udah mulai mengeras .

" Ya udah deh, " Vindy langsung membuka handuknya dengan polosnya, aku yang pura pur tak peduli curi curi pandang pada bagian dadanya. Dadanya tidak terlalu besar tapi cukup segenggam. Putingnya yang masih merah muda. Membuat nafsuku makin menjalar. Kulihat ke bawah, bagian kemaluannya ditumbuhi rambut tipis dan memerah. Aku makin tak bisa menahan mengerasnya kontolku. tapi aku berusaha mengendalikan nafsuku.

" Tunggu dek abang masih belum selesai sabunan, bentar kita bilas sama-sama"

Lalu aku tanpa malu melanjutkan menyabuni bagian tubuhku. Otomatis kontolku yang sudah menegang tidak tertutupi lagi. Kami hanya pura pura cuek. Dan aku sempat mellihat Vindy tersenyum tipis, melihat aku menyabuni tubuhku dan kontolku tergoyang-goyang.

" Udah dek deket sini dong biar sama-sama kita bilas," tanpa ragu Vindy mendekati ku.
Kami berdekatan dan saling berhadapan, payudara mungil yang mengemaskan itu tepat dihadapanku, pada bagian bawahh aku merasakan kontolku menempel dibagian perutnya. AKu berusaha menahan nafsuku.

Tiba tiba dengan Lemes Vindy berbisik,
" Gini ya bang punya cowok itu, keras juga." aku tak menghiraukannya, Aku berusaha memperbanyak gerakan, sehingga kontolku bisa mengesek perutnya, seolah tak sengaja.

" Bang, Vindy Geli nih" dengan reflek Vindy memegang kontolku. Setelah tadi aku gesek diperutnya yang bersabun, sekarang dia memegang kontolku. Degup Jantungku makin kencang,
" Waduh abang juga geli nih VIndy pegang" Aku mengerakgerakan pinggulku sementara Vindy masih memegang kontolku dengan tangannya yang bersabun.

" Maaf bang,"Vindy berusaha melepaskan genggaman tangannya dikontolku.
" Eh gak papa dek,pegang aja dari pada kamu yang geli kena itu" Ungkapku berdalih.
 Vindy kembali kembali memegang kontolku, aku kembali mengelinjang.

" Geli banget bang, kalo iya biarin aja lepas nih" Vindy berkata, sambil melihat ekspresiku mengelinjang.

" Geli sih dek tapi enak. hehehe" Jawabku

" Kok bisa bang?" Jawab Vindy dengan Polos.
" Gak tahu nih enak Vin," Jawabku pura pura polos. Lalu aku pegang tangan Vindy, dia hanya diam, " Gini in Vin lebih enak nih" Aku mengerakan tangannya mengocok kontolku.

Aku makin melayang, tangan Vindy  mengocok ngocok kontolku, Lalu tanpa kusadari aku merangkul Vindy, dan memegang bongkahan pantatnya. Dia hanya terdiam. Dia tetap melanjutkan aktivitasnya mengocok kontolku, tangankku selalu bergerak dari punggung ke pantanya yang mulus berulang ulang. Sementara dadanya telah menempel di dadaku.

Tiba-Tiba Vindy berkata, dengan lemah, " Udah bang capek nih" Dia melepaskan tangannya dari kontolku, AKu sedikit kecewa, aku masih memeluk tubuhnya dan meraba pahanya, bagian belakang. Sementara aku sengaja bernafas ke dekat telinganya.
 Vindypun mulai mengelinjang kegelian tapi aku belum berani menyentuh bagian Vagina dan Payudaranya. Ketika kurasakan badannya mulai melemah, aku menghentikan semuanya.

" Udah yuk bilas " Ucapku sambil tersenyum. Vindy hanya terdiam, dan kamipun membilas sisa sabuun ditubuh kami.

***
Setelah selesai mengenakan pakaiannya Vindy kembali ke kamarku, Aku yang setengah berbaring di atas ranjang, menyambut kedatangan Vindy,dengan setelah celana super pendek dan tanktopnya.

Lalu dia duduk di sisi kananku sambil memainkan HP nya. Aku pun juga begitu bermain hp.
Tiba tiba Vindy, membuka pembicaraan.

" Bang, suka ya punya abang dipegang kayak tadi"
" Hmm lumayang sih Vin, enak banget geli gimana gitu" Jawabku
" Mau Vindy kayak tadi gak bang?" bales Vindy.
Aku setengah terkejut mendengar ucapan Vindy.
" Boleh sih, gak capek Vindy?" Tanyaku balik..
" Dikit sih bang tapi Vindy suka aja liat abang geli kayak tadi"

" Mau ngerjain Abang Vindy ya?" Balesku sambil tersenyum.
Tak sempat menjawab, Vindy langsung mengenggam kontolku, lalu membuka celana pendekku,
" Kok gak se gede tadi bang" Tanya Vindy sedikit Bingung.
" Sabar dek bentar lagi juga gede," Jawabku sambil membuka baju, sekarang aku bugil setengah telentang di ranjang. Untuk mempercepat ereksi, aku melihat dan membayangkan bagian tubuh vindy yang tadi kulihat.

Aku memperbaiki dudukku lebih sempurna, Vindy mulai mengocok ngocok kontolku lagi dengan perlahan, tanganku pun mulai memeluk pinggangnya hingga merengguh pantatnya, sekali sekali aku coba meremas pantatnya, dia hanya terdiam dan tersenyum.

" Vin coba jilatin dikit biar lebih basah itu, makin enak pasti jadinya nih" tanpa ragu vindy menunduk dan menjilati sedikit kontolku,

"Terus Vin Jilat aja dulu lebih enak"  Ujarku
Vindy hanya menuruti semuanya lalu aku pegang kontolku selanjutnya kuarahkan ke mulutnya untuk masuk. Vindy terkejut, dengan apa yang kulakukan, tanpa sempat komplen Aku langsung mengoyangkan pinggulku hiingga kontolku keluar masuk di mulutnya. Sekitar 5 menit Vindy sesak nafas, aku menghentikan aksiku. Vindy sepertinya masih terdiam dan shock dengan apa yang aku lakukan barusan. Dia tertunduk, Aku memeluk Vindy, lalu tanganku bergerak ke beberapa bagian tubuhnya, Ku beranikan mencium telinganya, Dia mngelinjang dan matanya terpejam , kulanjutkan menelusuri lehernya dan kemudian berlabuh dibibirnya, matanya yang terpejam menahan kenikmatan.

Perlahan tanganku mulai menyingkap tanktopnya, meraba tubuh bagian depannya dimulai dari perut, aku lanjutkan menyelinapkan tangan dibalik BH hitamnya, Tanpa sengaja Vindy Merintih " Ah bang Ah.." AKu makin bergelora,

"Vin, buka bajunya ya" Vindy hanya mengangguk, Sekarang Vindy sudah tak mengenakan apa apa lagi di bagian atasnya, dengan buas sebelah tangan aku mulai meraba dan memainkan putingnya, sementara bagian lain mulutku mencumbu putingnya yang satu lagi.

Vindy makin bergerak liar,tanganya kubimbing ke kontolku lagi, sementara itu tanganku mulai meraba raba paha hingga selangkangannya, kucoba menemmukan kancing celananya, setelah itu kubuka, Vindy pun tak menolaknya. Sekarang Tubuh Vindy hanya ditutupi celana dalem.

Tanganku meraba memeknya dari luar dia makin mengelinjang tak karuan. Perlahan aku menurunkan kecupan hingga keperutnya, dia tersentak. Lalu berusaha duduk,

" Bang..."
" Vin boleh abang cium ini memek vindy?, pasti enak vin"
" Tapi Bang.." Jawab Vindy,
" aku berusaha menurunkan celana dalam vindy, dia menahan tanganku, aku menghentikannya.
" Tapi jangan dibuka bang" VIndy lanjut bicara.
Aku mulai menciumi memek merah berbulu tipis vindy, dua tanganku sibuk bermain dengan puting Vindy. sekali sekali aku sibakkan kesamping celana dalam vindy hingga lidahku bisa langsung mengecap segernya memek Vindy.

Setelah beberapa lama aku bangkit dan mulai ke atas lagi mencium perut hingga memainkan lidahku lagi di putingnya. Lalu menjalar ke lehernya, sambil meciumi dan mengulum telinganya..

Vindy hanyamemegang kepalaku mendorong sesekali ke tempat yang dia rasakan nikmat.

Dibawah aku mengosok gosokan penisku yang sudah menegang ke memeknya yang masih bercelana dalam. Sesekali juga Vindy terkadang memelukku erat.

" Bang Enak bang lagi" Itulah kata kata yang Vindu Ucapkan terdengar ditelingaku.
Lalu aku memutar keadaan, dia yang semula aku tindih sekarang berada di atasku. Aku berusaha medudukkannya dengan mendorong dia, tanganku mulai lebih keras meremas payudaranya..

Tanpa aba-aba kini Vindy lebih liar mengosokkan kontolku ke memeknya, bahkan satu tangannya memegan kontolku dan mengesekkan kontol ke memeknya walau masih bercelana dalam.
 Akupun membuat gerakan menusuk nusuk.
 Aku lihat bagian celna dalamnya sudah mulai basah. karena kerepotan aku bimbing kedua tangganya ke dadaku, " Kamu Goyang Goyangturun naik aja di kontol abang Vin, "

Vindy duduk diatas kontolku dan membuat gerakan menunggang kuda walau masih pake CD.

" Bang aku buka CD ya, tapi gesekin aja jangan dimasukin, aku takut bang" Tiba tibaa vindy berenti dan mengucapkan kata kata itu.

Ini seperti angin segar bagiku , aku hanya mengangguk, Vindy melepaskan CDnya. Dia mulai memegang kontolku dan duduk menindih kontolku  sambil bergoyang,

Rasanya geli, jembut ketemu jembut, memek mulus merah tergesek ke kontolku, Aku hanya menikmati,Gerakan Vindy makin cepat,

Seketika itu aku tak tahu kenapa, Vindy tiba tiba memegang kontolku, "Bang masukin aja bang"

Tanpa sempat menjawab dia memegang kontolku dan menghujamkannya ke memeknya, dalam waktu yang sama, Vindy Berteriak " Awhhhhh, Dia melemas dan terbaring diatas tubuhku,

" Sakit ternyata bang' Ucap diadengan lemes.

" Pelan pelan aja pasti entar enak dek" Jawabku. aku merasakan ada cairan mengalir di penisku. Oh ternyata darah, Ini artinya keperawanan Vindy telah aku renggut.

" Ya sudah sekarang Vindy dibawah aja, biar abang yang gooyang"
Aku membalikkan keadaanya lagi, dengan lemas tubuh VIndy kuarahkan ke posisi Misionary.

Aku mulai mengenjot memeknya, beberapa kali aku lihat dia masih kesakitan, aku tak peduli,. Beberap saat kemudian seakan mendapat energi baru dia mulai mengikuti goyanganku.

" Ishhhh Enak Bang lagi lagi.." desah VIndy.

Aku mempercepat gerakannku.

" Bangggggg Aku pengen Pi,,,,,,,,,"
Seketika itu juga tubuh Vindy Mengejang tak terkendali, dia orgasme memeknya mengeluarka cairan bening kemerahan yang telah bercampur dengan sisa darah perawannya tadi. Dia terlihat lemes, dan memejamkan mata, sementara itu aku berhenti mengoyang nya.

Sejenak kubiarkan dia, lalu aku putar tubhnya hingga membelakangiku, aku paksakan dia bertumpu pada dua lututnya, dengan lemas VIndy hanya membiarkan tubuhnya aku atur, Lalu aku tusukkan kontolku dari belakang dengan gaya doggy style.  Masih terasa agak sempit memek Vindy, Dengan ganasnya aku menusuk nusukkan kontolku ke memeknya. Dia hanya pasrah lunglai tetapi dari ekspresinya dia juga menikamti agaknya,

Lama lama kuda kuda lutunya rubuh dia tertelungkup " lagi bang lagiii uuuughhhh enak banggg..."

Vindy meracau, aku tetap mengenjot lubang memeknya,

Hinnga akhirnya tubuhnya kembali mengejang pertada akan orgasme, tangannya mengenggam erat seprei. AKu makin memperkkuat genjotanku. Aku pun merasakan kontolku ingin muncratkan bibit manusia. Sepuluh kali genjotan setelah orgasme kedua Vindy, Aku mengeluarkan kontolku dari memeknya, lalu mendorong tubuhnya dari samping, hingga dia telentang, matanya masih terpejam, lalu dengan sedikit bantuan kocokan kupaksakan kontolku masuk kemulutnya, hingga air spermaku menumpah di sana. Tanpa kusuruuh Vindy menghisap kontolku sehabis ejakulasi, AKu merasakan melayang dan jatuh rubuh di sisi Vindy.







Lihat Ini Uga Bleh:

0 Response to "Puncak Nafsu Vindy - Kisah Seksualita"

Posting Komentar